Anda semua sudah melihat tayangan cara TV dalam "Debat Capres-Cawapres" tanggal 9 Juni 2014 kemarin malam. Semua TV swasta menayangkannya dalam siaran tunda dan langsung. Memang acara yang paling ditunggu para pemirsa malam itu dibandingkan acara TV lainnya. Disaat acara akan dimulai, penampilan Prabowo-Hatta seperti biasanya dengan baju putuh dan celana putih berkopiah rapi dan didada kanan ada lambang garuda Bhineka Tunggal Ika dan Pancasilanya berwarna merah. Berbeda dengan tampilan Jokowi-Jk mereka tanpa kopiah memakai jas hitam kemeja putih celana hitam. Tidak tampak lagi Jokowi berkemeja kotak-kotak dan JK berkemeja putih. Selajutnya, dalam penyampaian jawaban pertanyaan moderator, dalam pembukaan Jokowi, juga tidak diucapkan lagi salam salawat secara lengkap seperti biasanya Jokowi lakukan. Disini kita semua menyaksikan secara langsung ketidak konsistenan Jokowi dalam mempertahankan trendsetter yang dibanggakan oleh Jokowi sendiri bahkan seolah-olah sebagai brandingnya kebanggaan JKW. Kemeja kotak-kotak adalah corak keberuntungan yang mau diulangi Jokowi dan timsesnya dalam keberhasilanannya disaat meraih jabatan menjadi Gubernur DKI Jakarta.
[caption id="attachment_328257" align="aligncenter" width="546" caption="Pengambilan dengan kamera Hp."][/caption]
Adalah penampilan yang sangat lucu, ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya, pada jas hitam Jokowi terselip sangat menonjol, sebuah amplop berwarna putih diantara dasinya. Memang kita perhatikan Jokowi sering memasukkan lengan kiri dan kanannya diantara jas hitam untuk menarik-narik amplopnya. Sangat terlihat, Jokowi tidak ingin kehilangan atau susah dan sulit untuk mengambil sang amplop ketika akan menjawab pertanyaan moderator. Sangat terlihat nyata Jokowi sangat mengandalkan amplop tersebut yang isinya adalah contekan yang digunakan ketika menjawab pertanyaan debat. Sebagai seorang calon Presiden Indonesia, seharusnya amplop tersebut bisa dimasukkan kedalam kantong celana atau ditempatkan pada meja podium didekat microphone. Karena gugupnya Jokowi, benda amplop tersebut masih tetap bergelantungan menyembul pada jasnya Jokowi (Lihat photo). Betapa malunya bangsa Indonesia, jika kejadian ini terjadi dalam pertemuan Internasional.
Dalam menjawab pertanyaan moderator, Jokowi terlihat sangat gundah dan sepertinya ada beban psikologis, akibatnya, runtutan jawaban Jokowi tidak tersistematis secara baik, dan kebanyakan merupakan ucapan jawaban ulangan yang pernah disampaikan secara sangat teknis dalam pengalaman Jokowi sebagai Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta. Padahal semua para pemirsa TV berharap kepada Jokowi sebagai calon presiden Indonesia, Jokowi bisa dan mampu menyampaikan jawabannya dalam bentuk pemikiran yang bernash berwawasan, konstruktif padat, mengingat waktu menjawab yang sangat singkat hanya pada kisaran 5 Menit.
Sudah beberapa kali tampilan Jokowi yang menampakkan ketidak pantasan untuk menjadi seorang Presiden Indonesia yang bisa dijadikan oleh para pemilih untuk menentukan pilihannya termasuk pada penampilan "Debat Capres-Cawapres 9 Juni 2014" kemarin. (Abah Pitung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H