Lihat ke Halaman Asli

Ini Nasihat Saya untuk Bung Ahok

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari ini, pemberitaan antara Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) dengan FPI semakin hiruk-pikuk saja. Gelombang demo yang dilancarkan FPI semakin gencar saja, mengingat demo tersebut adalah untuk melengserkan Ahok untuk menjabat kedudukan yang lebih tinggi yaitu Gubernur DKI Jakarta menggantikan mantan Gubernur Jokowi yang saat ini menjadi Presiden RI ke-7.

Ane sebagai penulis jadi prihatin melihat daerah Ane bergolak mempermasalahkan seorang pemimpin yang sebenarnya penulis senang dengan pola tindak Ahok selama ini terhadap cara mensolusi berbagai persoalan yang menyangkut DKI Jakarta. Penulis senang karena ada ketegasan serta adanya kehendak kuat untuk membersihkan SDM Pemerintahan Daerah yang bersih dari para birokrat maling yang selama ini bercokol di Pemda DKI Jakarta.

Penulis juga sedikit curiga dengan beberapa cuatan issu dari FPI yang menyatakan Ahok sebagai anti Islam yang diperparah dengan adanya larangan berkurban di DKI Jakarta. Ini merupakan pelintiran issu, dimana  yang dimaksud oleh Ahok adalah setiap sekolah dilarang melakukan pemotongan hewan Qurban, dan pola Qurban hewan disekolah sudah merupakan cara para guru untuk mengumpulkan dana dari para murid sekaligus sebagai uang pemasukan dari para guru dan Kepala Sekolah. Penulis tidak setuju adanya Qurban hewan secara kolektif dari para murid dan itu bukan cara berkurban yang baik dan tidak ada dasarnya dalam hukum Islam. Berqurban itu hanya diperuntukkan kepada seorang dan dia berazam untuk berkurban secara ihklas, layaknya seperti Nabi Ibrahim mengurbankan anaknya Nabi Ismail.  Sebenarnya Dinas Pendidikan setempat dimanapun berada di Indonesia ini, harus segera melarang kurban kolektif di sekolah seperti ini. Atas dasar inilah sebenarnya Ahok melarang pemotongan hewan qurban disekolah. Dalam hal ini FPI terprovokasi atau ada yang sengaja memelintirnya sehingga ada benturan antara Ahok dengan FPI. Bisa jadi juga banyaknya orang Pemda DKI Jakarta yang selama ini kerjanya korupsi, terganggu dengan keberadaan Ahok yang akan memberantas para koruptor, makanya kelompok ini berupaya sekeras mungkin agar Ahok tidak menjadi Gubernur DKI Jakarta. Begitu juga para preman di DKI Jakarta tidak suka kepada Ahok karena lahan pemerasan dan objek pendapatan haram mereka selama ini terganggu. Inilah salah satu berita pemelintiran tentang larangan berkurban di DKI Jakarta yang membenturkan Ahok dengan FPI.

Awalnya memang banyaknya bukti yang seolah-olah mendiskreditkan Islam yang dilontarkan Ahok. Tetapi banyak yang dipelintir pemberitaannya dan penyampaiannya. Sayangnya pihak Ahok dan staf pemdanya tidak mengkonfirmasi memperjelas kembali secara benar apa yang dimaksud dengan pernyataan Ahok yang dipandang salah itu oleh FPI. Penulis juga heran atas semua tuduhan yang disampaikan/dituduhkan FPI kepada Ahok tentang Ahok anti Islam. Penulis yakin Ahok bukanlah tipe orang seperti itu. Tidaklah mungkin Ahok seberani itu, sekonyol itu dan samalah Ahok membenturkan kepalanya kedinding beton.

Pada sisi lain Ahok bermasalah dengan partainya Gerindra dan Ahok terlalu cepat keluar dari partainya. Sedangkan kita ketahui di DPRD masih banyak teman separtai Ahok dahulu, sehingga terjadilah kemudahan percepatan kristalisasi opini di DPRD bersama beberapa SDM partai yang awalnya sebagai preman untuk menjegal Ahok.  Inilah sebagai tantangan Ahok yang semakin sengit.

Penulis menasihati Ahok :

1.       Halo Bung Ahok, janganlah melawan apapun dari sebagian kelompok rakyat seperti FPI, walaupun mereka tidak suka dan ingin menjatuhkan Bung Ahok, akan tetapi berbesar hati saja jangan melawan dengan membuat surat pembubaran FPI. Akibatnya, orang Betawi yang ada di FPI menjadi "Lu jual Ane beli" sehingga kecaman dan perlawanan kepada Bung Ahok semakin hari semakin gencar membesar saja.

2.       Kalau Ahok saat ini sebagai PLT Gubernur DKI Jakarta, biarkan saja siapapun yang mendemo, paling hanya dari FPI saja. Sangat terlihat adanya berbagai kekuatan preman dan gabungan koruptor di DKI Jakarta menyulut kemarahan FPI untuk menumbangkan Bung Ahok untuk menjadi Gubernur defenitif DKI Jakarta.

3.       Berhati tenang dan tabah atas semua hujatan, jawablah dengan sopan dan santun dengan hati yang lembut dengan rasa kasih sayang kepada seluruh masyarakat DKI Jakarta. Jangan menjawab dengan cara meledak-ledak. Lalu nyatakan jika Bung Ahok salah, minta maaf atas keterlanjuran semua  kata-kata yang pernah disampaikan. Sadarilah bahwa Bung Ahok itu adalah pemimpin di DKI Jakarta dan jangan terpancing dengan emosi.

4.       Jika nanti ada perdamaian (Ishlah), setelah Bung Ahok memberi pernyataan kedamaian, janganlah Bung Ahok terpengaruh oleh kelompok manapun, beradalah dalam koridor kepemimpinan yang baik yang berada disemua pihak dan tidak berpihak.

5.       Semoga Bung Ahok bisa memaklumi nasehat penulis ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline