Lihat ke Halaman Asli

Waspadai Para Provokator yang Gentayangan Pasca-Pilpres

Diperbarui: 26 April 2019   20:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Hari Jumat, 26 April 2019, di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, puluhan orang dari Kelompok Mahasiswa dan Masyarakat Penegak Keadilan, menggelar aksi damai. Koordinator aksi, Asril saat berorasi memperingatkan semua orang untuk mewaspadai para provokator yang gentayangan pasca pemilihan umum.

Sebab kini, sudah ada beberapa elit yang berkoar-koar melontarkan pernyataan yang nadanya memprovokasi. Rakyat harus waspada. Elit yang tak puas atas hasil pemilihan, coba bermanuver dengan melontarkan pernyataan-pernyataan yang nadanya membakar emosi publik.

" Rakyat Indonesia sepatutnya mewaspadai adanya sejumlah pihak yang menjadi provokator pemilu," kata Asril di depan gedung KPU, di Jakarta, Jumat, 26 April 2019.

Pasca pemilihan kata Asril, sekarang yang harus dijaga ketentraman dan ketertiban. Jangan sampai kehidupan bernegara dirusak oleh provokasi segelintir elit. Rakyat jangan sampai terhasut. Karena itu, segala hasutan harus dilawan.

"  Jangan sampai ada upaya menghasut rakyat," ujarnya.

Asril mengungkapkan, pasca pemungutan suara pada 17 April 2019, sudah dimulai manuver yang coba memanasi situasi. Ia pun menyebut nama Eggy Sudjana, Amien Rais dan Bachtiar Nasir serta tokoh lainnya. Mereka kata Asril, coba memperkeruh situasi. Melontarkan pernyataan yang bernada menghasut. Yang paling telanjang adalah ajakan kepada orang banyak agar berani melakukan  people power. Dalihnya karena ada kecurangan dalam pemilu. Padahal, sudah sangat jelas, sudah ada  jalur Mahkamah Konstitusi untuk menyelesaikan sengketa hasil pemilu. Artinya, ada tokoh yang coba mengajak orang banyak bertindak inskonstitusional. Ini sangat berbahaya. Harus diwaspadai. Mesti dilawan.

Tapi untungnya, TNI dan Polri bersikap tegas, akan menindak siapa pun yang coba-coba mengganggu stabilitas negara. Sikap tegas TNI dan Polri harus didukung.

" Kami mendukung pernyataan Panglima TNI dan Kapolri yang akan menindak tegas segala bentuk gerakan yang berupaya mengganggu keamanan. Kabar hoaks, ujaran kebencian, dan tudingan fitnah yang berpotensi memantik konflik memang harus ditindak sesuai hukum berlaku," katanya.

Asril heran, dengan manuver sejumlah elit yang terus mempersoalkan keabsahan pemilu, bahkan mencoba berupaya mendelegitimasi penyelenggara pemilu jauh-jauh hari sebelum pemungutan digelar. Artinya, ada niat buruk. Ini harus dilawan.

" Proses pemungutan suara sudah berjalan aman, tertib, lancar, jujur dan adil. Seluruh jajaran KPU, dan Bawaslu mulai pusat sampai daerah bekerja keras menyukseskan Pemilu. Didukung aparat keamanan yang menjaga kondusifitas," katanya.

Apalagi saat ini, usai pemilu ujar Asril, ada ratusan petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang meninggal dunia saat bertugas. Harusnya, semua pihak menahan diri. Menghormati pengorbanan dari mereka yang jadi pahlawan-pahlawan demokrasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline