Lihat ke Halaman Asli

.

.

Bangkit dari "Tidur"

Diperbarui: 23 Januari 2020   09:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ambu yang baik,

Hari ini, 22 Januari, serupa judul lagu Iwan Fals, aku tandai sebagai hari "kebangkitan". Selama tiga semester aku "tertidur lelap". Terlena dengan nikmat waktu luang. Banyak yang kukerjakan tapi tak fokus. Padahal jika saja aku fokus pada satu hal, beberapa pekerjaan ini mestinya sudah kelar: membaca bahan-bahan bacaan yang relevan untuk penyusunan proposal disertasi, menulis paper ilmiah yang mendukung disertasi, dan menuntaskan penulisan proposal disertasi. Namun ketiganya: ambyar!

Boleh dibilang kesadaran itu datang terlambat. Tapi, seturut pepatah lama, tak ada kata terlambat untuk apapun. Waktuku tinggal tiga semester lagi dari tenggat waktu tugas belajar dari kantor. Aku harus bergegas mengejar ketertinggalan yang cukup jauh. Kembali ke titik nol bukan perkara mudah. Aku harus membuka kembali catatan-catatan lama dan bahan-bahan bacaan awal. Lalu menentukan arah, kemudian memutuskan rute terpendek dan tercepat.

Semester empat menjelang. Aku harus segera menyelesaikan proposal disertasi itu. Bimbingan intensif dengan promotor akan mempercepat proses persetujuan untuk ujian proposal. Setelah itu, kerja-kerja lapangan untuk memperoleh data, fakta, dan informasi yang kaya. Selain itu, aku juga harus mencicil penulisan paper untuk dimuat di jurnal ilmiah terakreditasi internasional. Ini juga bukan soal yang gampang.

Jika semua proses itu harus tuntas di semester empat, maka aku harus bekerja amat keras, bahkan bekerja di atas rata-rata orang kebanyakan. Tak ada lagi waktu luang yang terbuang percuma. Setiap detik harus dimaksimalkan untuk kerja-kerja ini. Untuk itu, maka aku harus melepaskan segala urusan dan kegiatan di luar proses studi doktoral ini. Aku hanya akan fokus, fokus, dan fokus pada penyelesaian studi. Tak ada yang lain.

Peluk jauh,
Abah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline