Lihat ke Halaman Asli

Encang Zaenal Muarif

Guru, Penulis Lepas, Youtuber, Petani, Pebisnis Tanaman

Kupinang Si Blorok, Onthel Phoenix Tua yang Tak Disayang Tuannya

Diperbarui: 23 Januari 2024   23:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Dokpri, onthel Phoenix  si Blorok 

Semua orang pasti punya, dan adakalanya hobi yang dimiliki akan membuat orang senang, bahagia, bahkan terkadang membangkitkan jiwa kekanak-kanakan pada orang tersebut. 

Kali ini, saya kenalkan Si Blorok, onthel Phoenix tua, hasil riset pribadi, perkiraan buatan 1970 hingga 1980-an, yang baru saya pinang kemarin (Senin, 22/1) dari orang Tasikmalaya. 

Selain hobi membaca dan menulis, saya sangat menyukai benda-benda antik.  Namun, dalam dunia peronthelan, saya termasuk newbie dan baru kali ini memiliki sepeda onthel. Entah kenapa, sejak dulu saya sangat suka jika melihat orang lain menaiki sepeda tua, dan berencana, sekali-kali akan berangkat mengajar naik onthel. 

Ketika kita melihat onthel, pasti memori kita akan dibawa ke masa lalu. Orang-orang yang saya kenal dan memiliki sepeda onthel di masa lalu, misalnya paman saya, Mang Atang (alm), langsung hadir di ingatan. 

Menurut saya, onthel merupakan bagian dari sejarah perjalanan bangsa ini. Sepeda onthel buatan Inggris, Belanda dan Jepang yang masuk ke Indonesia, adalah bagian dari cerita perjalanan bangsa Indonesia yang dijajah oleh bangsa-bangsa produsen onthel kala itu. 

Sebelum memutuskan untuk membeli sepeda ini, saya melakukan riset dulu, onthel apa yang paling bagus untuk dikoleksi dan dipakai sekali-kali. Humber, Gazelle, Raleigh, Batavus, adalah merk yang menjadi target di benak saya. 

Namun, berhubung kondisi keuangan yang belum mendukung dan rezekinya baru sebatas Phoenix, itu pun awalnya sembunyi-sembunyi dari Kapolda (Kepala Polisi Dapur), he...Alhamdulillah dengan senang hati saya pun meminang Si Blorok dengan harga murah. 

Saya menamai onthel ini Si Blorok, karena dekat dengan kata borok, hehe. Saat sepeda datang, terlihat sekali kalau si pemilik lama tidak menyukai onthel, dia mendapatkannya dari warisan orangtua, hingga sepeda dibiarkan tidak terawat, berdebu, dan begitu banyak karat menempel.

Beberapa hari ini, saya tidak akan menaiki dulu si Blorok. Saya menugaskan Mang Sarpin, penjaga gedung PGRI, untuk merawat, menggosok karat, dan menyemprot dengan clear supaya kinclong. 

Pembaca budiman, yang tampan, cantik dan baik hati, yuk kita ramaikan dunia peronthelan. Rasakan sensasinya ketika kita memandangi onthel kesayangan. Auranya adem lho. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline