Lihat ke Halaman Asli

Encang Zaenal Muarif

Guru, Penulis Lepas, Youtuber, Petani, Pebisnis Tanaman

Ketika Guru Meninggal Dunia

Diperbarui: 10 Januari 2024   19:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar : Dokpri Maharani Pramaesti 

Kubuka pesan WhatsApp dari temanku, Bu Maharani, kepala SDN 8 Banjar, memberitahukan bahwa ibunda dari sahabat kami, Bu Elly Nurul Muslimah, guru Bahasa Inggris SMAN 1 Banjar, meninggal dunia pagi ini. 

Almarhumah bernama Hj. Imas Masyitoh, kabarnya beliau pun dulunya adalah seorang guru, atau mungkin kepala sekolah di MI Banjar 2. Kami tak tahu pasti. Segera kutelpon sekretaris PGRI Cabang Banjar, yang juga kepala SMPN 6 Banjar, Pak Muhdir.

Kami pun sepakat untuk berangkat melayat bersama, sebagai wujud kepedulian sesama pengurus PGRI. Yel-yel organisasi, hidup PGRI, Hidup Guru, Solidaritas Yes, jangan hanya slogan di bibir saja kan? 😀 Tapi harus benar-benar diimplementasikan. Kata pak Prabowo, jangan hanya omon-omon. Hehe. 

Tiba di lokasi, kuparkirkan mobil plat merah SMAN 3 Banjar di halaman mesjid yang lupa namanya di daerah Cikabuyutan. Kami harus berjalan kaki cukup jauh melalui jalan yang sebetulnya mobil pun masuk, namun karena kulihat begitu banyak mobil terparkir di pinggir jalan raya, kami mengira rumah duka dekat dari pinggir jalan raya. Padahal kami harus berjalan kaki kurang lebih 300 meter. 

Begitu banyak guru-guru dari berbagai sekolah yang melayat.  Sepanjang jalan menuju rumah duka, tak hentinya kami bersalaman dengan mereka. Tidak hanya mantan rekan kerja almarhumah, namun rekan kerja putri almarhumah yang juga seorang guru. 

Guru SD, SMP, SMA, MI, SMK, semua ada. Banyak pula masyarakat yang hadir untuk takziyah. Sebagian sepertinya teman jamaah pengajian almarhumah. Di deretan kursi pelayat yang sudah penuh, kulihat isak tangis keluarga yang sedang dihibur temannya. 

Di sampingku, seorang rekan guru beda sekolah bercerita, bahwa almarhumah adalah gurunya semasa MI. Beliau orang baik. Ya, tentunya, sebagian besar guru adalah orang-orang baik. 

Jenazah dibawa ke mesjid terdekat. Sehabis sholat dzuhur, kami pun bergabung dengan warga dan pelayat untuk ikut sholat jenazah. Sebelumnya, sang imam menyampaikan bahwa almarhumah adalah seorang pensiunan guru yang sangat rajin ikut pengajian. 

"Di sini biasanya beliau duduk, saya tahu persis karena beliau adalah jamaah pengajian saya yang rajin," kata sang ustadz. Saat sholat jenazah, di sampingku berdiri Pak Barnas, kepala SMAN 1 Banjar, yang merupakan atasan Bu Elly, putri almarhumah.

Keluar dari mesjid, kulihat rombongan pelayat tak henti-hentinya datang. Sholat jenazah pun bergiliran dilakukan rombongan yang sebagian besar adalah guru-guru, yang notabene kaum religius yang faham akan hak sesama muslim. Lantunan do'a terus disenandungkan untuk sang pendidik yang telah mengakhiri catatan hidupnya. Sembari bergegas kembali ke sekolahku, aku membatin, aku pun ingin meninggal dalam keadaan husnul khotimah, dengan banyak pelayat dari kalangan orang-orang soleh. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline