Lihat ke Halaman Asli

Menyatukan Sunni-Syiah (1)

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Salam.
Berikut ini ada salah seorang saudara kita melalui e-mail dengan nama Gunawan yang mencoba mendiskusikan buku “Aliran-Aliran Dalam Islam” dan sekaligus mempertanyakan soal Islam Syiah. Tanggapan yang disajikan saya perbarui kembali karena berceceran dan tidak berurutan ketika berdialog via e-mail. Mudah-mudahan bermanfaat dan semakin membuka wawasan keislaman yang lebih luas.
Wasallam.

PERTANYAAAN:
Assalamualaikum Wr. Wb kang Ahmad,

SAYA adalah salah satu pembaca tulisan Anda yang tertuang di buku GUIDE (Gudang Ide) yang edisi “Aliran-Aliran Dalam Islam”. Semula saya membacanya dengan ‘khusuk’ setelah itu saya lihat rujukan dari sumber bacaan Anda. Saya amati dan saya cari tahu tentang sumber rujukan Anda. Saya agak sedikit terperangah ketika saya dapati bahwa rujukan-rujukan ada tersebut adalah kebanyakan berkiblat pada buku-buku aliran Islam Syiah. Dalam rujukan tersebut ada pula ‘dedengkot syiah’. Saya ingin bertanya kepada Anda; apakah aliran Anda saat ini ketika menulis buku tersebut?

Terimakasih,
Gunawan

JAWABAN:
Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.

Terima kasih telah membaca buku saya. Saya yakin bahwa Islam itu tidak bermazhab. Yang bermazhab/aliran itu kaum Muslim. Setiap orang berhak untuk menganut mazhab apa pun yang diyakininya sepanjang itu benar dan bermanfaat untuknya, kaum Muslim, dan kemanusiaan.

Saya berupaya menyatukan Sunni-Syiah sehingga dalam buku itu saya ambil rujukan dari keduanya. Sudah terlalu kuno kalau kaum Muslim sekarang masih mempertentangkan mazhab. Yang harus dipersoalkan adalah seberapa besar kontribusinya bagi umat Islam dan umat manusia di dunia. Bukankah Rasulullah saw lahir ke dunia untuk menyebarkan kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan. Kalau Anda baca bagian penutup buku tersebut akan terlihat betapa saya cinta ukhuwah.

Salam ukhuwah, Bang Gunawan.
Insya Allah saya masih seorang Muslim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline