Lihat ke Halaman Asli

Informasi Diskusi Buku API SEJARAH di Bandung dan Sukabumi

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

BUKU Api Sejarah karya Ahmad Mansur Suryanegara; diterbitkan oleh Salamadani Publishing, Cetakan II, Oktober 2009, kembali didiskusikan pada:

Jumat, 20 November 2009
Pukul 12.30 – selesai
Masjid PLN Jalan Soekarno Hatta No. 436 Bandung

Jumat, 20 November 2009
Pukul 15.30 - selesai
Gedung Serba Guna Masjid Salman ITB Jalan Ganesha Bandung

Sabtu, 21 November 2009
Pukul 09.00 - selesai
Aula UNPAD Jalan Dipati Ukur Bandung

Ahad, 22 November 2009
Pukul 09.00 - Selesai
Masjid PP Persis Jalan Perintis Kemerdekaan Bandung

Sabtu, 5 Desember 2009
Pukul 09.00 – selesai
Gedung Olah Raga (GOR), Jalan Perintis Kemerdekaan, Sukabumi, Jawa Barat

SINOPSIS buku API SEJARAH:
JASMERAH: jangan sekali-kali melupakan sejarah. Begitu pesan pendiri Republik Indonesia, Dr.Ir.Soekarno. Mengapa tidak boleh lupa? Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya. Sejarah dapat memberikan kearifan dan inspirasi dalam memecahkan persoalan-persoalan masa kini, khususnya yang berkaitan dengan semangat untuk mewujudkan identitas sebagai suatu bangsa dan pembangunan bangsa.
Ahmad Mansyur Suryanegara, dosen luar biasa di jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Bandung ini membuka persoalan sejarah yang ditutup oleh rezim Orde Baru. Buku Api Sejarah ini isinya membongkar sejarah yang disembunyikan, khususnya kezaliman kaum nasionalis dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), penghilangan jejak peran ulama dan organisasi Islam dalam menegakkan NKRI, dan membongkar perselingkuhan kaum priyayi dengan penjajah Belanda.
Terdapat juga gugatan tentang hari kebangkitan nasional dan pembeberan beberapa organisasi pergerakan Indonesia yang sebenarnya tidak berjuang untuk Indonesia, tetapi untuk penjajah.

Menurut penulis, yang pertama memperjuangkan gerakan nasional adalah Syarikat Islam, bukan Boedi Oetomo.
Penulis juga menyajikan fakta tentang penghinaan terhadap Rasulullah saw yang dilakukan Partai Indonesia Raja (Parindra) pimpinan Dr.Soetomo dengan menurunkan artikel di Madjalah Bangoen, 15 Oktober 1937.

Bahkan, tentang sang Saka Merah Putih (bendera Indonesia) sebagai bendera Rasulullah saw.

Pastinya, buku “Api Sejarah” ini mengusik kesadaran tentang sejarah sebenarnya yang sudah tertanam di benak sejak sekolah dasar. Mungkin agak terlambat, tetapi lebih baik daripada tidak sama sekali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline