Lihat ke Halaman Asli

Giwangkara7

Perjalanan menuju keabadian

Berkurban bukan Berkorban

Diperbarui: 18 Juni 2024   08:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: IG FKIP Uhamka

Berkurban selagi mampu. Bahkan banyak kisah tentang warga biasa yang menabung untuk berkurban. Berhaji tidak semua orang mampu. Tetapi untuk berkurban bisa dilakukan dengan bekal niat yang kukuh.

Tafsir tentang harinya Hari Raya Iedul Adha bagi NU dan Muhammadiyah sama. Dinisbahkan kepada hari, sedangkan sebagian umat Islam menafsirkan berbeda. Hari Wukuf para jemaah haji, adalah hari berpuasa Arafah. Maka Iedul Adha bagi NU dan Muhamadiyah tahun ini bersamaan. Sedangkan Masjid Al Azhar dan Pondok Modern Gontor  melaksanakannya pada hari yang berbeda. Sehari lebih cepat.

Peristiwa mempersembahkan sesuatu untuk Allah SWT telah terjadi pada anak Nabi Adam AS. Kabil dan Habil. Peristiwa yang memberikan pembuktian bagi ketaatan kepada Sang Pencipta. Demikian pula dimensi ketaatan menjadi poin penting peristiwa Nabi Ibrahim AS bersama dengan putranya Nabi Ismail AS yang mana kita wmenjadi teladan nya.

Dr Zamah Sari, MA., Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Bandung pada khutbahnya menyitir kisah Muhammad Darwis yang melelang barang pribadinya untuk biaya sekolah Muhammadiyah, dan melanjutkannya dengan kisah Nabi Ibrahim AS yang bermimpi tentang menyembelih anaknya, dan anaknya rela dengan itu...

Berkurban bermakna mendekatkan diri kepada Allah. Ini esensial. Karena pada hakikatnya tidak ada segala sesuatu kecuali milikNya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline