Lihat ke Halaman Asli

Giwangkara7

Perjalanan menuju keabadian

Menerapkan Konsep Profun Edu

Diperbarui: 20 September 2023   16:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peserta Konferensi "Profun Edu VIII" (sumber: dokumentasi pribadi)

Pada tanggal 14 sampai 16 September 2023 diadakan Rapat Kerja Nasional asosiasi dibawah Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan  Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan tuan rumah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

Kegiatan tersebut bersamaan dengan kegiatan International Conference bidang Pendidikan dengan narasumber -- narasumber anatra lain dari dari Universitas Ahmad Dahlan, Universiti Teknologi MARA Malaysia, University of Malaya, Malaysia dan University of Miskolc Hungaria.

Acara ini dihadiri oleh perguruan tinggi milik Muhammadiyah/Aisyiyah yang memiliki program studi-program studi kependidikan, atau diistilahkan sebagai LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga kependidikan). Hadir pula pimpinan PP Muhammadiyah yaitu Muhammad Sayuti (Sekretaris PP Muhammadiyah sekaligus Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan, Erwin Akib, Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar/Anggota Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah. Prof. Dr. Harun Joko Prayitno (Ketua Asosiasi LPTK PTMA), Prof Dr Soyan Anif (Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta), dan Dr. Muh. Samsuddin dari perwakilan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah.

Kegiatan Rapat Kerja Nasional tahunan ini bertujuan untuk merumuskan arah kebijakan dari LPTK PTMA, setelah memperhatikan kebijakan pemerintah dan PP Muhammadiyah, selain itu juga memperkuat kerja sama antar LPTK PTMA agar terjadi transfer of knowledge untuk kemajuan bersama. Hadir pada kegiatan tersebut para dekan, ketua, rektor, ketua program studi serta para pihak yang diundang pada kegiatan tersebut. Jajaran struktural dari masing-masing PTMA di seluruh Indonesia.

Dari Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, hadir pada kegiatan itu Dekan, Wakil Dekan II, Wakil Dekan III, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Ketua Program Studi Pendidikan Fisika, Koordinator Pendidikan Profesi Guru, beserta staf.

Pada kesempatan tersebut, Pimpinan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Dr. Muh. Syamsuddin, menyatakan bahwa Majelis bertujuan untuk memajukan perguruan tinggi. Stimulus dan bimbingan yang bisa mengayomi dinamika perguruan tinggi, seperti bagaimana bisa membangun tanpa berhutang, seperti yang sudah dilakukan di sebuah perguruan tinggi amal usaha Muhammadiyah di Pulau Sumatera, yang bisa dijadikan percontohan.

Dr. Rustamaji, Rektor Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong menceritakan bagaimana perkembangan perguruan tingginya, dengan menorehkan catatan tentang bagaimana perguruan tinggi Muhammadiyah/Aisyiyah tetap berkembang secara optimis. Etos kerja di swasta lebih baik daripada di perguruan tinggi negeri. Harus memiliki distingsi, serta memiliki semangat yang unlimited.

Rektor Unimuda Sorong menekankan perlunya semangat berjuang. Keberuntungan tidak datang begitu saja, tetapi harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh. Kenyamanan di kampus, membuat generasi muda pribumi asli Papua merasa nyaman berkuliah di perguruan tinggi ini. Itu didukung pula dengan budaya bersih, yang dipastikan dijunjung oleh pimpinan tertinggi maupun seluruh civitas akademika di kampus. Masyarakat Papua yang merasa nyaman akan menjadi pemilih fanatik dari Unimuda. Pembuktian bahwa kenyamanan tidak ada hubungannya dengan warna kulit, agama, keyakinan, maupun jarak.

Selain itu, Dr Rustamaji juga mendorong pembudayaan optimis, karena tidak ada satu-pun ayat atau Al Hadits yang memerintahkan umat manusia untuk pesimis. Selalu optimis dan tidak mengeluh walaupun hanya dalam pikiran. Hubungan antar sesama juga menjadi oenting di Unimuda, dibuktikan dengan adanya Tim Pemulyaan Tamu. Sedangkan pada konteks politik, menurut Rustamaji, perpedaan pilihan politik hanya terjadi saat pemilihan umum. Setelah selesai, maka kita Kembali ke komunitas dengan langkah yang tegap. Tidak menjadi pembangkang bagi pihak pemenang pemilihan umum, saat Pemilu selesai. Karena sikap oposisi terhadap pemenang pemilu menyebabkan kita kehilangan kesempatan untuk berbagi "kue pembangunan" dari pemerintahan yang sah.

Selain itu, jaman sekarang, untuk mencapai kemajuan harus terus menerus bergerak menuju perbaikan terus menerus, atau istilahnya "proses terus". Proses yang diliputi dengan semangat, sikap positif, dan pembuktian sebagai jawaban terbaik dari kritik oleh berbagai pihak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline