Lihat ke Halaman Asli

Giwangkara7

Perjalanan menuju keabadian

Penggembira Muhammadiyah (1)

Diperbarui: 20 November 2022   06:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok: muhammadiyah

Perjalanan menjadi penggembira ditempuh oleh warga Muhammadiyah dari berbagai pelosok Indonesia. Menuju Solo. Dengan berbagai moda transportasi, bahkan  ada yang gowes sepeda. Ditengah bayangan prediksi resesi ekonomi, Muhammadiyah mengajak semua unsur organisasi dan simpatisan untuk berkumpul di Solo alias Surakarta. 

Bergembira atau lebih tepatnya menggembirakan atau memeriahkan hajat lima tahunan dari pengurus pusat Muhammadiyah. Kegiatan seperti ini akan mendorong perputaran ekonomi Kota Solo, bahkan kota-kota sekitarnya. Para penggembira tidak masuk ke ruang-ruang rapat muktamar, mereka akan berwisata di Solo, Yogyakarta, atau lainnya. Bahkan rombongan salah satu amal usaha dari Jawa Timur, terpaksa mencari hotel di Semarang, karena tidak mendapatkan penginapan di Solo maupun di Yogyakarta.

Sebagai organisasi Islam tertua di Indonesia, berdiri sejak tahun 1912, sedangkan NU pada tahun 1926, demikian juga Pondok MOdern Gontor yang berdiri untuk dan atas semua golongan juga pada tahun 1926. Upaya pemilihan pimpinan di Muhammadiyah sudah dilakukan dengan terorganisir. Muhammadiyah melakukan upaya terstruktur untuk memperkuat roda organisasi le depan. Muktamar adalah forum tertinggi untuk memilih 13 orang formatur  Dari formatur akan memilih Ketua Umum dan Sekretaris Umum. Sampai hari ini, dari Sidang Tanwir telah terpilih 39 kandidat calon formatur PP Muhammadiyah 2022-2027, dipilih dari 93 calon formatur yang bersedia mencalonkan diri.

Dari pengurus Muhammadiyah asal Jakarta yang masuk ke formatur 93 pada Muktamar 48 antara lain Sun'an Miskan, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta, Agus Suradika, Nuswantoro, Sukardi Ketua STKIP Muhammadiyah Bogor.

Riak - riak politik keorganisasian menguat karena Muhammadiyah adalah organisasi yang cukup diperhitungkan dalam peta politik keindonesiaan. Berdasarkan pendengaran kuping penulis yang terbatas, disarikan tiga pernyataan. Pertama muncul pernyataan  Prof. Amien Rais, yang memberikan "warning" atau "mauidzoh hasanah", jangan pilih dua nama yang sering keluar masuk istana. Kemudian Prof. Siradjuddin Syamsuddin, membuat rilis media di detik.com menyerukan perlunya "darah segar" di Muhammadiyah. Dahnil Azhar Simanjuntak, mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah (organisasi otonom Muhammadiyah)  dari Partai Gerindra memberikan pernyataan yang moderat tentang kepemimpinan Muhammadiyah

Tidak dapat dipungkiri bahwa kader Muhammadiyah saat ini banyak bertebaran di berbagai partai politik. Mereka yang berkiprah di berbagai partai politik, ataupun pemerintahan, yang juga menjabat sebagai pengurus Muhammadiyah, bukan sebagai Ketua Umum, atau Sekretaris Umum. Hasil Pemilihan malam hari ini, melalui e-voting telah terpilih 13 Formatur sebagai berikut:

Pengurus Muhammadiyah ada yang juga berasal dari kalangan pengusaha, Aparatur Sipil Negara, maupun pengelola Amal Usaha Muhammadiyah. Jika suatu organisasi memiliki beragam latar belakang pengurus, maka dinamika organisasi akan terjadi. Namun demikian diperlukan kesamaan tekad dalam pencapaian tujuan organisasi.

Para penggembira, sama dengan para staf atau karyawan di berbagai usaha maupun non usaha Muhammadiyah, tentunya mendoakan agar organisasi ini terus berkembang menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Hal ini berkaitan dengan  perekonomian maupun kecintaan terhadap organisasi ini. Karena mereka bukan pengusaha besar yang "hidup-hidupilah Muhammadiyah jangan cari hidup di Muhammadiyah". Mereka adalah orang yang bekerja untuk materi di Muhammadiyah sebagai mencari nafkah hidup, sekaligus juga berkhidmat untuk Muhammadiyah sebagai kader. Dimana tidak semua aktifitas diukur dengan materi. Para penggembira ini memiliki Muhammadiyah blood yang berasal dari titik awal yang beragam, ada dari keluarga nahdhiyyin, atau pun lainnya, namun memiliki pekerjaan di organisasi Muhammadiyah, maka belajar dan memahami serta mencintai organisasi ini. Apalagi kalau bicara kesukuan, semuanya ada.

Dokumen Pribadi : Perjalanan Penggembira ke Solo

Perjalanan dimulai dari Kelurahan Rambutan, Ciracas, pada pukul 07.47 WIB. Dari titik koordinat Pukul 08.42 berhenti di KM 33 A, karena sesuatu hal. Seorang teman membagikan tautan kondisi terkini. Presiden dan Istri hadir membuka Muktamar di Solo. Rombongan peserta di bis ini terdiri dari para karyawan amal usaha, para purna tugas, mahasiswa serta simpatisan Muhammadiyah dari unsur lainnya yang bergabung. Bis yang berangkat ada dua armada. Kemarin sudah berangkat 6 bis dari amal usaha yang sama.  Dua bis ini dua kali makan siang, dijamu oleh travel. Hakikatnya makan siang dan makan sore.

Rombongan mencapai Solo pada pukul 10 malam. Menginap di Hotel Bintang, sebuah hotel berbintang dua. Acara selanjutnya adalah ke Colomadu untuk mengunjungi Bazzar dan Pameran dari Amal Usaha Muhammadiyah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline