Lihat ke Halaman Asli

Giwangkara7

Perjalanan menuju keabadian

Melihat ke Atas

Diperbarui: 23 Mei 2021   21:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Kalau melihat ke atas, maka ambisi akan terus menerus meningkat. Bahkan mungkin tidak ada waktu lagi untuk tidur. Semuanya difokuskan kepada mengejar mereka yang lebih dari kita. Tetapi kalau melihat ke bawah, ternyata banyak juga orang-orang yang bernasib lebih memprihatinkan dalam aspek ekonomi. Padahal mungkin saja dalam aspek spiritual mereka lebih disayang oleh Tuhan, oleh Allah. Daripada kita yang lebih atas posisi ekonominya.

Saya menonton serial tentang Raja Warsawa, King of Warsaw, menceritakan pergulatan politik dan ekonomi di Polandia, yang melibatkan geng Yahudi dan kelompok nasionalis Phalanx. Disini terlihat bagaimana kaum Yahudi Polandia bercita-cita untuk berhijrah ke Palestina. Sebagai golongan mirip organisasi kemasyarakatan yang menaungi kaum miskin dan pekerja informal, mereka bergulat juga dengan peredaran narkoba. Selain itu ada koneksi dengan elit penguasa. Pekerja Seks Komersial juga digambarkan dalam serial tersebut sebagai bagian dari budaya masyarakat, walaupun  mereka memiliki keluarga normal. si Tokoh Utama-nya seorang petinju, tangan kanan dari pimpinan geng Yahudi. Ternyata dia tidak pernah berangkat ke Tel Aviv. Akhir cerita dibunuh oleh anak kandungnya sendiri. Kaum Yahudi disitu digambarkan ada yang religius dan ada yang sekuler. Berangkat ke Palestina atau Israel adalah cita-cita umum mereka, karena mendapat perlakuan diskriminatif dari kaum nasionalis Polandia saat itu. Film ini berasal dari sebuah Novel. Tetapi menggambarkan realita masyarakat disana. Kini di minggu yang lalu, Israel menggempur pemukiman Yahudi. Sebuah bencana kemanusiaan yang terjadi, menunjukkan dominasi Zionisme Yahudi yang didukung oleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat secara umum

Semua orang punya tujuan. Tujuan hidup ini ternyata bukan hanya materi. Maka perjalanan hidup ini-pun penuh dengan perubahan. Bisa saja, seseorang yang diatas akan merasakan titik kejatuhan. Seseorang yang dibawah, akan menemukan tangga menuju ke atas, dengan jalan yang tidak di sangka-sangka. 

Dunia ini penuh dengan perubahan. Perubahan terjadi terus menerus tanpa pernah kita bisa memprediksi. Kalau tidak siap dengan perubahan, maka kita akan tersisih. Hari ini membaca juga tulisan Rhenald Kasali, tentang bagaimana dosen di Eropa meminta para mahasiswa untuk bekerja keras untuk bisa bertahan di masa depan, dimana masa depan itu banyak profesi-profesi baru yang membutuhkan skill-skill baru. Jika kita masih mendidik anak didik kita untuk menjadi PNS, maka lompatan besar dari generasi bonus demografi, sepertinya hanya jadi mimpi.

Masa lalu pernah berjaya, dan ingin kejayaan terus dimiliki. Ini adalah non sense. Masa lalu tinggal kenangan. Masa sekarang harusnya adalah waktu untuk terus mengembangkan diri. Jangan sampai masa lalu mengekang kemajuan masa depan dan masa sekarang. Forgive the past and ready to face the future...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline