Lihat ke Halaman Asli

Giwangkara7

Perjalanan menuju keabadian

Fun Research untuk Penelitian Kualitatif

Diperbarui: 13 April 2020   11:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebuah buku yang menantang paradigma berfikir dari kalangan ilmuwan di perguruan tinggi. Bahwasanya perguruan tinggi saat ini masih didominasi oleh paradigma penelitian positivistik. Bonnie Soeherman menawarkan alternatif metode penelitian nonpositivitis yaitu metode penelitian dengan pendekatan design thinking. Perbedaan positivis dan non positivis dibahas di halaman 17 sampai 18.

Ini adalah buku metode penelitian yang saya rekomendasikan buat mahasiswa di jurusan ilmu-ilmu sosial dan humaniora, agar memiliki wawasan yang luas, dan tidak terjebak di pusaran paradigma positivistik. Menyelami buku ini, pembaca akan menemukan Akuntansi Tuyul, Akuntansi Jancuk, serta bagaimana Tsun Zu, dan Mahabaratha bisa masuk ke karya ilmiah. Bagi para peminat ilmu-ilmu alam juga harus membaca buku ini. Utamanya agar mereka memahami bagaimana tujuan mulya penelitian diterapkan. Untuk berempati terhadap kemanusiaan, memahami omni-konektivitas, seperti kepak kupu-kupu di hutan Brasil yang mengakibatkan tornado di Texas beberapa bulan kemudian, demikian mengutip dari penelitian Edward Norton Lorenz.

Design Thinking disini adalah panduan berfikir, sehingga dalam prosesnya penelitian ini bisa sampai bab 7 (halaman 205). Untuk mahasiswa s1, mungkin prosesnya bisa diringkas jadi 5 bab seperti skripsi pada umumnya. Tahapan design thinking dimulai dengan adanya empati, rumusan masalah, ideasi solusi, realisasi keluaran, validasi dan pelajaran

Untuk melakukan penelitian, Dr Bonnie menekankan pentingnya kreativitas. Kreatifitas dengan mengutip Steve Jobs, adalah just connecting things. Agar kreatif dalam penelitian, maka mahasiswa harus banyak membaca, jangan garasi (gagap literasi). Jaman sekarang literatur mudah diakses di perpustakaan, buku, maupun secara daring. Kampus-kampus sudah berlangganan jurnal ilmiah, maka tidak ada alasan bagi mahasiswa untuk "garasi".  Disini juga disampaikan bagaimana melatih daya kreasi dengan mengutip kepada Epstein (1996), serta prinsip mencipta inovasi yaitu fokus, terhubung, dan ketekunan, mengutip kepada Weddellsborg dan Miller (2013). Mewajibkan membaca 30 literatur bagi mahasiswa S1 seperti dilakukan Dosen Universitas Surabaya ini saya kira cukup masuk akal. Agar mahasiswa tidak miskin narasi dan miskin data ketika proses penelitian dilakukan, sejak dari menemukan masalah, sampai menuliskan laporan penelitian.

Buku ini secara runtut mengajarkan tentang melakukan penelitian kualitatif dengan baik, dan membahas detail pelaksanaannya dengan alur yang tidak mudah dipahami oleh awam. Hal yang serius disampaikan dengan ringan tapi berisi. Sebagai pembimbing skripsi dan tesis di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta,  saya merekomendasikan buku ini untuk dibaca oleh para mahasiswa dan juga dosen pembimbing skripsi, serta masyarakat umum, agar terhindar dari kejumudan berfikir. Judul bukunya Fun Research: Penilitian Kualitatif dengan Design Thinking. Ditulis oleh Bonnie Soeherman dan diterbitkan oleh Elex Media Komputindo di tahun 2019. Saya menemukan dua kesalahan tulis yaitu di judul, dan di halaman 104, indurei 4.0. Apakah maksudnya industri 4.0? . Namun secara garis besar ini adalah buku bagus, wajib dibaca pecinta ilmu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline