Puisiku menyeruap mencari jalan
menerobos ruang otak dan nalar, miskin emosi
Ini jaman sudah mengeras dan membelah orang-orang berdasarkan pilihan politiknya, aku atau dia.
Kini orang biasa boleh pragmatis dan tak peduli elit ...
pilihan senator bisa dari partai berbeda-beda asalkan orangnya dikenali baik
bolehlah ...
Ukhuwah atau persaudaraan haruslah
tapi menyebut lawan politik dengan laqob binatang dan jadi kebiasaan, gak pantas dilakukan oleh pemuka umat atau yang mengatas namakan, atau yang mengaku-ngaku, atau oleh oknum, atau oleh yang jualan (isu) agama dengan (syahwat) kekuasaan yang absurd.
Keteladanan semakin sulit dicari, karena lisan idola sudah terikat posisi.
Netralitas sudah lama disembunyikan dari wacana kaum terdidik dan terpelajar.
Anak muda menabuh genderang politik yang absurd, tanpa preserve... nonsense
Perlu ada keseimbangan, kesetimbangan, yang dibawa ke ranah publik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H