Lihat ke Halaman Asli

Giwangkara7

Perjalanan menuju keabadian

Mengunjungi Tembok Besar China di Badaling

Diperbarui: 27 April 2018   17:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Minggu pagi kami pun chek out dari hotel di Shenzhen. Menuju bandara dengan mobil yang disediakan oleh Shenzhen University. Perjalanan masih menggunakan maskapai milik pemerintah Tiongkok. Alhamduillah dengan preferensi dari agen perjalanan, simply travel, kami mendapatkan makanan boks yang berlabel halal, dan dibagikan sebelum yang lainnya. Perjalanan dua jam lebih, karena ada delay, kita merasakan sekitar empat jam lebih perjalanan. Cuaca Beijing cukup hangat menyambut kami. Rombongan ber 14 orang dari Indonesia.  

Di bandara, lima orang mahasiswa asal Indonesia yang sedang melanjutkan S2  dan S3 menyambut kami. Mereka sudah siap dengan bis kampus untuk menuju ke Tembok Cina. Perjalanan cukup lama,dan kami belum makan, kecuali makanan di pesawat. Sebuah mobil mikro bus, mengantar kami ber empat belas. Ada juga mahasiswa lokal, berasal dari Liaoning, nama aliasnya Jack Two, yang mengantar kami menuju lokasi. 

Suasana di Tembok Besar pada tanggal 15 April 2018, sekitar pukul 16.00 waktu setempat cukup ramai. Banyak pengunjung lokal maupun asing, sama-sama menaiki lokasi ini. Penduduk Tiongkok konon sekarang mencapai 1,5 milyar jiwa. Adalah wajar jika pribumi disini juga banyak yang belum pernah mengunjungi lokasi ini. 

dokumentasi pribadi

Akhirnya sampailah kami di Badaling. Di lokasi ini ada gantole untuk menuju ke atas. Tetapi kita tidak menaikinya. Kita bergerak dari sisi sebelah kanan. Setelah memarkir kendaraan kami mencari penjualan tiket. membeli 19 tiket seharga 40 Renmimbi per orang. Kemudian kami berjalan ke atas. Menuju Tembok Besar, atau Tembok Cina, atau Tembok Batas terpanjang di dunia yang terkenal sebagai situs buatan manusia yang dapat terlihat dari bulan. Beberapa anggota rombongan membeli cenderamata berupa medali, yang diukir nama, menyebutkan bahwa nama tersebut telah menaiki Great Wall.

Ceritanya, naik ke atas sebentar saja, setengah jam saja. Begitu ceritanya. Namun pada kenyataannya berbeda. Ada yang asalnya cuma naik sedikit, ternyata ia naik ke atas yang lebih tinggi. Di beberapa spot menarik untuk berfoto. Karena merupakan lokasi bunga-bunga bersemi, demikian pula daun-daun baru yang baru bangun dari dinginnya musim dingin. Ada yang berwarna merah, putih, kuning, dan sebagainya.

dokumentasi pribadi

Setelah itu, rombongan pun menuju suatu tempat bernama silk street. Ternyata disitu adalah tempat belanja berbagai barang dengan harga yang bisa ditawar. Kebetulan atau memang sudah mau tutup, kami disana sampai toko tutup. Trik menawar disini cukup gila. Karena mereka menawarkan barang dengan harga yang gila-gilaan. Mereka bilang bahwa harganya 1200 Yuan, setelah tawar menawaar alot, kahirnya bisa dibeli dengan harga 100 Yuan. 

Itulah kenyataan belanja di Beijing wkwkkwkwk.... Saya pernah merasakannya. Lanjut di lokasi yang sama membeli makan malam, berupa makanan Pakistan. Alhamdulillah sesuai dengan selera dan harganya terjangkau. Lokasi restoran di lantai 6, paliing atas. Bergabung dengan foodcourt lainnya. Promosi lokasi ini bisa dilihat saat kita menaiki eskalator di gedung mall belanja ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline