Gen X adalah generasi apes, karena ketika masih di kampus masih mengenal senior junior. Jadi bulan-bulanan senior. Ketika sudah menjadi senior, eh jaman berubah. Sehingga tidak bisa me"ngerjai" junior. Malahan junior lebih pintar dari seniornya. Sehingga harus belajar kepada mereka. :) demikian menurut seorang novelis di media massa. Mungkin penulis ini adalah bagian daripadanya.
Mengalami pancaroba nasib yang sama hehehe. masih setia dengan kompasiana sebagai blogger, walaupun kudet hahaha. Sementara generasi lebih muda sudah merambah berbagi gambar, berbagi video, berbagi cuitan serta mengikuti keluarga aneh dengan 11 anak !!! Kita GenX masih setia dengan pesbuk doang, gak nyaman dengan lainnya.
Kesamaannya adalah medsos W. Gegara bisa bertemu dengan sesama teman sekolah, maka ia menjadi alat komunikasi yang lancar jaya lintas generasi. Dari generasi 60 an sampai anak kelas lima esde. Bahkan kecanduannya mencapai tahap menyedihkan, di kalangan terpelajar juga mewabah. Alih-alih membuat karya ilmiah atau persiapan kerja. malah asyik berhubungan dengan teman lintas angkatan.
Teman esempe, teman pondokan, teman kuliahan, teman aktifisan, teman nongkrong di warung mas bejo, teman seprofesi lintas kampus, teman sekerja dengan berbagai afiliasi kekhususan, panitia-panitia kecil membentuk grup, bahkan ibu-ibu arisan erte dan jamaah sholat subuh musola kecil. Waduuh.... padahal menurut pakar otak, media sosial itu bisa menjadi distractor : Bahkan disarankan untuk dikeluarkan dari lingkungan sekolah www.heraldsun.com.au
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H