Lihat ke Halaman Asli

Giwangkara7

Perjalanan menuju keabadian

Internasionalisasi at Home

Diperbarui: 2 Januari 2016   12:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Internasionalisasi perguruan tinggi merupakan keniscayaan di abad sekarang. Maka, dosen harus memiliki pengetahuan paling update, untuk mampu mengajar mahasiswa ilmu pengetahuan teranyar, sehingga mahasiswa mampu menjadi kader bangsa berwawasan ilmiah populer terkini dan berbobot. Demikian pula dengan pemerintah, kemenristekdikti, Dikti Kemenag, Ketua Yayasan, dan stakeholder perguruan tinggi lainnya harus memiliki perspektif internasionalisasi. Jika tidak, maka lembaga kita akan menjadi pengalah di jaman persaingan, karena SDM yang tersisih dari dunia penuh kompetisi. Rekrutmen dosen harus bagus. Kalau masih KKN atau sejenisnya, maka lembaga perguruan tinggi swasta akan berguguran di serbu pasar bebas yang tak terbendung lagi.

Internasionalisasi bisa bersifat menyerbu ke luar, atau di dalam lembaga sendiri. Internasionalisasi ke luar (outbound) bisa dilaksanakan dengan kegiatan-kegiatan akademik atau non akademik oleh mahasiswa/staf ke luar negeri seperti summer course, joint seminar, international conference/workshop, credit transfer, pertukaran pelajar/dosen/profesor, dan sejenisnya.

Sedangkan Internasionalisasi at home adalah memberikan atmosfir internasional di dalam lembaga. Misalnya dengan adanya kelas berbahasa Inggris, festival internasional, dan sebagainya. Memberikan wawasan tentang internasional dilaksanakan di dalam lembaga. Kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa setingkat Himpunan Mahasiswa, ternyata mampu menghadirkan suasana budaya luar secara luar biasa, namanya harumatsuri, yang diadakan anually di Prodi Pendidikan Bahasa Jepang di UHAMKA.

Kegiatan-kegiatan lain bisa digali. Saat ini tidak sulit untuk mencari teman berbeda bangsa. Namun untuk mengenal budaya mereka secara lebih intensif akan sulit. Oleh karena itu perlu diadakan acara-acara untuk mengenal budaya-budaya asing di Jakarta. Meskipun sampai saat ini di Indonesia belum ada VISA PELAJAR untuk mahasiswa asing, namun dalam praktiknya sudah ada mahasiswa asing di Indonesia sejak jaman dulu. Oleh karena itu dalam rangka menyambut 2016 maka internasionalisasi sudah perlu dipikirkan serius oleh pemerintah, terutama di perguruan tinggi. Perlahan namun pasti kami akan siap menghadapi internasionalisasi, jika didukung oleh sistem yang reliable. Saat ini, pengurusan paspor untuk menjadi KITAS masih menjadi masalah yang umum di berbagai perguruan tinggi yang memiliki mahasiswa asing, terutama birokrasi yang rumit




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline