Lihat ke Halaman Asli

Giwangkara7

Perjalanan menuju keabadian

Kuwarisankan Untukmu Kurikulum 2013!

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Warisan, itu mungkin yang ingin diperoleh SBY atau Kemendikbud dibawahnya.Karena UU Sisdiknas lahir di era Megawati. Maka pemerintah berusaha mendorong untuk keberlakuan Kurikulum 2013, sebagai produk nyata era SBY dan Prof. M.Nuh.

Banyak yang mengkritik hal tersebut. Misalnya di Kompas kritik disampaikan oleh Mochtar Buchori, professor dan pakar pendidikan yang juga mantan politikus, mantan rektor IKIP Muhammadiyah Jakarta (sekarang Uhamka). Kritik dari pakar Yayasan Kanisius, ataupun dari FSGI hari ini, 'Kurikulum 2013 hanya cocok untuk Golongan Atas". dan masih banyak lagi pakar-pakar dan masyarakat pengguna yang mengkritisi selain juga yang mendukung tejadinya perubahan menuju "Kurikulum 2013". Saya juga pernah menyoroti salahsatu aspeknya yaitu Buku Sekolah Elektronik, yang sepertinya lepas dari telaah evaluasi tentang kekurangan/kelebihan KTSP.

Mudah-mudahan pemerintah membuka mata, telinga, dan mata hati lebar-lebar atas masukan dari para pakar di dalam pemerintahan dan dari luar yang bebas tanpa kepentingan politik tertentu. Tidak memaksakan, terburu-buru, hanya sekedar ingin tampil. Saya pribadi masih melihat bahwa perubahan yang paling utama adalah pada birokrasi kependidikan, evaluasi kependidikan, maupun otonomi kependidikan yang harus dikembangkan.

Salahsatu contohnya adalah di China. Mereka membuat otonomi kurikulum. Sehingga ketika ada pengukuran prestasi belajar secara internasional, mereka menyodorkan data dari sekolah-sekolah di Shanghai, sehingga nilainya cukup tinggi.

Atau contoh lainnya adalah sistem ujian nasional di selandia baru, yang berlaku pada jenjang SMA saja. Dengan tiga jenjang ujian. Bagi yang mau kuliah ke S1 harus menempuh tiga jenjang Ujian Nasional tersebut. Sebelumnya lebih banyak berupa gabungan antara tes dengan portofolio. itu yang terjadi di anak SD dan SMP.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline