Senja adalah memar ingatan
berkali-kali terinjak langkah kepergian
berkobar-kobar dan tak kunjung padam
melelehkan sepi ke ujung malam
senyumanmu telah menjelma suluh
sekali waktu mengetuk kaca jendela
di lain waktu menyeruak dari saku kemeja
menambah nyeri di dadaku yang semakin rapuh
kita pernah melukis jalan menuju masa depan
saat kau mencuri pelangi selepas hujan
dan saat aku menyembunyikan rembulan ketika petang menua