Lihat ke Halaman Asli

Dewi Lestari Wibowo

Mahasiswi S-1 FKM Universitas Airlangga

Pengaruh Daun Sirih terhadap Keputihan pada Wanita

Diperbarui: 26 Juni 2022   04:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sehatq.com

                                 

Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan kesehatan dimana sempurna baik secara fisik, sosial, dan mental dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, proses serta fungsinya. Organ reproduksi sendiri merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan juga sangat memerlukan perawatan yang baik dan benar sehingga tidak jarang organ reproduksi kita mengalami suatu masalah kesehatan. Masalah kesehatan reproduksi lebih khususnya pada wanita merupakan suatu yang kompleks. Terdapat beberapa faktor yang umumnya menjadi penyebab masalah tersebut antara lain sanitasi lingkungan yang kurang bagus, perubahan perilaku seksual, penyakit yang diderita, dan juga status kesehatan perempuan Indonesia yang kurang baik. 

Salah satu masalah kesehatan yang terjadi pada organ reproduksi adalah keputihan. Keputihan merupakan cairan yang keluar dari vagina selain darah dan juga biasanya muncul menjelang menstruasi maupun sesudah. Namun bukan hanya itu saja, keputihan juga bisa muncul saat masa subur. Keputihan sendiri dibagi menjadi 2 jenis, yaitu keputihan patologis yang merupakan keputihan akibat infeksi, ditandai dengan keputihan yang berwarna kuning ataupun hijau, menimbulkan gatal dan juga berbau busuk atau amis. Selanjutnya keputihan fisiologis yang merupakan keputihan normal yang berwarna putih atau bening, biasanya tidak berbau dan tidak menimbulkan gatal pada organ reproduksi wanita (vagina). 

Keputihan baik fisiologi maupun patologis dapat terjadi karena beberapa faktor. Faktor penyebab terjadinya keputihan fisiologis adalah pengaruh ovulasi, sebelum haid, rangsangan seksual dan emosi. Sedangkan untuk keputihan patologis adalah parasit, jamur, bakteri, infeksi, dan virus trikomonas vaginalis, kandida albacans gonnorheae, vaginal bacterial, sifillis. Keputihan fisiologi dapat berubah menjadi keputihan patologis jika kebersihan organ intim tidak dijaga dengan baik. 

Organ yang sangat berperan penting akan keputihan adalah vagina dan leher rahim. Ciri-ciri vagina yang normal adalah memiliki kondisi yang lembab dan permukaannya basah oleh lendir atau cairan yang biasanya disebut sekret. Sekret diproduksi oleh kelenjar pada leher rahim, dinding vagina, dan kelenjar Bartholini yang terdapat di bibir kemaluan yang memiliki fungsi penting dalam menjamin fungsi yang optimal dari organ reproduksi. Sekret dapat dikatakan normal apabila yang keluar tidak menimbulkan nyeri, gatal dan bau. Jika sekret menimbulkan bau, nyeri gatal dan berwarna maka keputihan tersebut adalah keputihan patologis. 

Wanita berbagai usia dapat beresiko mengalami keputihan dan membuat para wanita melakukan berbagai upaya untuk mengurangi keputihan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi keputihan, yaitu terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi yang dapat diterapkan untuk mengatasi keputihan antara lain metronidazole, asiklovir, clindamycin, tetrasiklin, penisilin, tiamfenikol, doksisiklin, eritromisin dan obat golongan antibiotik lainnya. Biasanya para wanita mengkonsumsi obat-obatan ini jika mereka telah memeriksakan masalah keputihannya kepada pelayanan kesehatan karena keputihannya sudah tidak bisa diatasi dengan obat-obatan yang dijual bebas. Sedangkan, untuk terapi non farmakologi dapat dilakukan seperti perubahan tingkah laku, personal hygiene, psikologis, serta menggunakan produk herbal seperti daun sirih. 

Sirih (piper betle linn) merupakan tumbuhan merambat. Terdapat beberapa bagian dari sirih yang paling sering dimanfaatkan sebagai obat, seperti bagian daunnya. Daun sirih memiliki beberapa kandungan, seperti minyak atsiri yang mana terdiri dari kavikol (memberikan bau khas daun sirih dan memiliki daya bunuh bakteri lima kali lipat dari phenol biasa), betlephenol, eugenol (dapat membunuh jamur penyebab keputihan), cavabetol,  seskuiterpen, hidrosis kavikol, dan estragole. Tanaman sirih mempunyai berbagai ragam spesies, seperti sirih gading, sirih hitam, sirih kuning, sirih merah, dan sirih hijau. Dari banyaknya ragam spesies yang dimiliki tanaman sirih, yang paling sering digunakan untuk mengatasi masalah keputihan pada wanita adalah daun sirih merah dan daun sirih hijau. Daun sirih merah merupakan tanaman sirih merah yang berwarna merah keperak-perakan dan jika disobek maka akan berlendir dan beraroma wangi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Werdhany et al (2009) air rebusan daun sirih merah mengandung antiseptik dan akrvikol yang bersifat desinfektan dan anti jamur. Selain untuk keputihan, daun sirih merah juga dapat menjaga kesehatan rongga mulut dan bau tidak sedap. Daun sirih hijau juga sangatlah bagus untuk pengobatan keputihan karena kandungannya yang juga sangat mirip dengan daun sirih merah. 

Terdapat beberapa penelitian tentang penggunaan daun sirih untuk pengobatan keputihan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sulistyowati pada tahun 2016 pemberian daun sirih pada penderita keputihan dengan berupa 10 lembar daun sirih yang telah direbus dengan 250 cc air dan ditunggu mendidih sampai tersisa 100cc air rebusan daun sirih untuk satu kali cebok dan diberikan 3 kali dalam sehari sangat efektif dalam mengatasi keputihan. Hasil penelitian lainnya seperti yang dilakukan oleh Kustanti (2017) juga menunjukkan bahwa rebusan daun sirih efektif dalam menurunkan kejadian keputihan. Beberapa bahan yang terkandung dalam daun sirih mampu membantu penyembuhan keputihan pada wanita. 

Daun sirih selain dapat mengobati keputihan juga dapat mengurangi bau, gatal pada organ wanita. Namun untuk mengurangi masalah kesehatan pada wanita seperti keputihan tidak cukup hanya dengan pemberian daun sirih saja tetapi tetap harus memperhatikan lingkungan sekitar tempat tinggal kita karena jika kondisi sanitasi lingkungan yang kurang baik maka akan membuat lingkungan menjadi tidak sehat. 

Kesimpulannya daun sirih memiliki beberapa kandungan seperti minyak atsiri yang mana terdiri dari kavikol (memberikan bau khas daun sirih dan memiliki daya bunuh bakteri lima kali lipat dari phenol biasa), betlephenol, eugenol (dapat membunuh jamur penyebab keputihan), cavabetol,  seskuiterpen, hidrosis kavikol, dan estragole, secara teori kandungan yang terkandung dalam daun sirih yang menyebabkan terjadinya penurunan nilai keputihan jika digunakan oleh wanita untuk proses penyembuhan keputihan. Namun untuk tetap menjaga kesehatan reproduksi pada wanita seperti keputihan tidak bisa jika hanya menggunakan daun sirih saja melainkan harus tetap memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline