Lihat ke Halaman Asli

aatika shakilasalsabila

mahasiswa universitas islam negeri sunan ampel surabaya

Transformasi Cara Bertransaksi, Benarkah Semua Kalangan Bisa Mengikuti?

Diperbarui: 8 Desember 2024   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

visualisasi transaksi digital (sumber  pixabay)

Pada era digital, cara masyarakat bertransaksi telah berubah secara signifikan. Transformasi dari dompet fisik ke digital membawa kemudahan dan efisiensi yang sebelumnya sulit dibayangkan. Namun, pertanyaan pentingnya adalah apakah semua orang mampu beradaptasi dengan perubahan ini, mengingat pembayaran tanpa tunai sekarang menjadi bagian dari 39 persen transaksi online di Indonesia. 

Menurut laporan We Are Social yang dirilis pada awal tahun 2024, dompet digital dan wallet mobile mendominasi 39 persen transaksi e-commerce di Indonesia. Data ini menunjukkan bahwa metode pembayaran tanpa tunai semakin populer di kalangan masyarakat saat berbelanja secara online. 

Transaksi menggunakan electronic wallet menjadi alternatif utama saat ini karena dinilai praktis karena menawarkan banyak keuntungan yang sulit disaingi oleh metode pembayaran tradisonal. Perkembangan e-commerce dan marketplace di Indonesia seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, dan Bukalapak mendorong perkembangan e-wallet hingga banyak digunakan seperti saat ini.  

Pembayaran tanpa tunai dapat dilakukan dalam hitungan detik baik di toko fisik melalui kode QR maupun di interne. Di era modern yang menuntut efisiensi dan kecepatan hal ini sangat relevan. Untuk menarik masyarakat menggunakan electronic wallet banyak platform e-wallet yang berlomba-lomba untuk menawarkan promo dan diskon menarik.

 

 Mungkin beberapa masyarakat masih ragu untuk menggunakan electronic wallet karena media pembayaran tidak resmi dari bank yang sudah dijamin keamanannya. Keamanan menjadi hal utama yang perlu diperhatikan dalam transaksi digital, tetapi saat ini banyak aplikasi pembayaran cashless kini dilengkapi dengan fitur keamanan canggih, seperti autentikasi dua faktor, enkripsi data, dan notifikasi instan untuk setiap transaksi.

 Fitur-fitur ini memungkinkan pengguna memantau pengeluaran secara real-time sekaligus meminimalkan risiko kehilangan uang tunai akibat pencurian. Meskipun metode pembayaran tanpa tunai menawarkan banyak keuntungan, beberapa kelompok masyarakat tidak dapat dengan mudah mengikutinya. Misalnya, orang tua dan lansia sering kesulitan karena mereka tidak terbiasa dengan teknologi seperti aplikasi electronic wallet atau kode QR.

 

Selain itu, masyarakat yang kurang melek teknologi, seperti mereka yang tinggal di daerah pedesaan atau memiliki akses internet yang terbatas, menghadapi tantangan yang signifikan. Mereka mungkin tidak memiliki perangkat atau koneksi yang mendukung penggunaan layanan tanpa kartu kredit. 

Ditambah lagi, mereka mungkin ragu atau bahkan takut melakukan kesalahan karena tidak tahu bagaimana metode pembayaran digital bekerja. kelompok ini cenderung lebih nyaman dengan transaksi tunai yang sudah menjadi kebiasaan selama bertahun-tahun. Ini karena tunai langsung dapat dilihat secara fisik bagi sebagian masyarakat, berbeda dengan saldo digital, yang terkadang membuat mereka merasa tidak memiliki kendali penuh atas uang mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline