Hari ini saya dikejutkan dengan berita yang sedang trending ditulis dengan huruf besar di berbagai platform "Guru SD di Korea Akhiri Hidup di Sekolah, Diduga Jadi Korban Penyalahgunaan Kekuasaan Orang Tua Siswa". Miris. Guru yang merupakan ujung tombak kemajuan sebuah bangsa seharusnya memiliki keleluasaan dalam mendidik dalam kerangka menyukseskan tujuan nasional sebuah bangsa. Tentunya keleluasaan ini tidak bisa diartikan dalam arti sempit. Perlu rambu-rambu yang kuat bagi semua pihak supaya pendidikan bisa berjalan dengan baik.
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pembentukan karakter dan masa depan generasi di masa yang akan datang. Agar pendidikan berjalan efektif, membangun hubungan yang kuat antara guru, sekolah, dan orang tua murid adalah sebuah keharusan. Kerjasama yang erat antara semua pihak ini menjadi kunci keberhasilan pendidikan yang holistik.
Tentunya masih melekat kuat dalam ingatan kita beberapa waktu lalu berita mengenai kekerasan yang dilakukan oleh orang tua terhadap guru. Siapa yang salah? Padahal guru dan orang tua adalah adalah dua daya dukung pendidikan yang saling melengkapi. Dengan bekerja sama, guru dan orang tua dapat menciptakan lingkungan yang saling melengkapi di rumah maupun sekolah sehingga memperkuat pengalaman belajar murid.
Dalam beberapa kasus, orang tua mungkin terdesak untuk melindungi anak mereka dan merasa guru telah menyakiti dan merugikan murid. Hal ini bisa menyebabkan tindakan impulsif yang tidak terkendali. Padahal lingkungan sosial berpengaruh besar terhadap perilaku murid. Murid bisa saja belajar dari lingkungan sosial meraka, termasuk perilaku agresif yang ditunjukkan orang tua maupun anggota keluarga lainnya. Jika murid terpapar pola perilaku agresif, mereka mungkin akan mengadopsi perilaku serupa dalam situasi tertentu. Sehingga pengendalian diri dari semua pihak merupakan poin penting dalam konteks pendidikan di sekolah.
Dengan hubungan yang baik, guru dan orang tua dapat saling berbagi informasi mengenai masalah perilaku atau kesulitan akademis yang dialami oleh murid. Tentunya hal ini sangat membantu dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah sebelum menjadi lebih serius. Selain itu murid akan lebih termotivasi jika tahu bahwa ada support dari dua lingkungan penting dalam hidup mereka, guru dan orang tua.
Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk membangun kerja sama yang kuat antara guru dan orang tua murid adalah sebagai berikut:
Adanya komunikasi terbuka
Komunikasi yang baik adalah kunci dalam sebuah hubungan positif. Guru dan orang tua murid perlu saling bertukar informasi mengenai kebutuhan belajar, prestasi, perkembangan akademis, kesehatan, dan kedisiplinan murid.
Guru dan orang tua saling terlibat dalam proses pembelajaran
Guru dan orang tua perlu mengakui keanekaragaman kebutuhan murid, mengakui perbedaan yang ada, dan menghargainya. Selanjutnya berdiskusi untuk mengenali kebutuhan khusus murid dan menentukan strategi pembelajaran yang relevan untuk diterapkan di sekolah juga di rumah.
Guru dan orang tua menyelenggarakan kegiatan bersama