Sejenak perjalanan segenggam melodrama pencarian jati diri
Lalu terbangun sebuah ‘rumah’ berpondasi pada niat akan kebersamaan hakiki
Memanggil dengan halus bisik pada indera dengar dan netra berkebeningan hati yang sama
Dan dari nafas menjadi satu semangat
Membahana suar suar saling jajar, tak tinggi tak rendah
Tetap merunduk bak padi akhil baligh.
Segegap gempita saling membuncah, menjalin temali rindu digenggam jemari
Sang hati menari
Mewarnai
Menuding, melumer pada satu bahasa : rindu.
Andai sang waktu tak terjalin dengan takdir
kami ingin tahan di moment ini
Menyapa dengan gelora "apa yang kau pernah kau alami?"
Berbagilah dengan kami
Berceritalah tentang panas mentari
Berbagi hangat yang menelusupi
Bertentang alur tangismu
Berbagi duka yang menghampiri
Bercelotehlah, berbagi rasa bahagia
Berkisahlah aroma suasana saling dengar
Saling mengisi
Saling melengkapi
Dipersimpangan perjalanan paling musykil
Menguntai bebunga
Merangkai nada kehidupan
Melukis pelangi
Mewarnai rasa hati
Disini,
Di titik tak bendung sua.
Bila saja sang waktu tak mengenal takdir...
Kami tak pernah ingin ini berakhir
Reunikan kami dalam ridho-Mu
Pertemukan kami di Surga-MU
Melompati keinginan nurani
Jika esok lusa kami tak bertemu kembali,
Seperti di altar hari ini pun..
Ada yang terserpih ...
Tertunda...
Mendahului...
Kami merapal saling mendo'a kan di singgasana hati
Jikaa esok lusa kami tak bertemu kembali
Reunikan kami di surga - MU
Di ranah ridho-MU
Aamiin
Bogor, 27 Desember 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H