Lihat ke Halaman Asli

Kontras-nya Kehidupan

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru saja. Sepersekian menit. Melihat seorang bapak tua dengan wajah menunduk dari sengatan matahari pukul 13.29 WIB. Sangat terik. Beliau mendorong gerobak sampahnya. Dengan pakaian "SOR"-nya. Entah darimana rutenya.

Saya. Di tempat yang lumayan dingin. Terhalang dari teriknya sengatan matahari. Sedang tidak bersusah-susah seperti beliau.

Seketika saya termangu. Merenung secepat asa. Menulis apa yang saya rasa. Hingga adanya olah rasa yang berguna.

Pembelajaran untuk akhir bulan.

*KONTRAS*

- Jangan cepat berputus asa ya, Git...

- Jangan menyerah

- Terus berjuang untuk kehidupan yang lebih baik

- Tidak ada alasan untuk kita tidak bersyukur

Lihat kehidupan bapak itu, bukankah Tuhan telah menunjukkan bukti bahwa kehidupan itu tidak selamanya senang. Ada kala susah, duka, jatuh. Dan semua itu berputar, Git. Takdir. Ya. TIDAK ADA ALASAN UNTUK KITA TIDAK BERSYUKUR. Kita masih diberi kesempatan untuk bernafas saja, seharusnya itu sudah bisa meyakinkan kita untuk bersyukur. Pada dasarnya hidup itu hanya proses menuju kematian. Kembali pada-Nya. Tidak ada suatu malapetaka yang diturunkan Tuhan untuk umat-Nya. Dia menyayangi kita semua. Hanya terkadang nafsu dan ego kita sebagai manusia-lah yang membuat kita berpikir seolah-olah kita berada dalam kekurangan dan keterpurukan.

Maka, nikmat mana lagi yang kau dustakan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline