Hati dan tubuhku tergetar acap kali mendengar kata "Meninggal". Entah itu dari mana asalnya. Seperti kemarin, Minggu, 29 Agustus 2010...
Aku mendapat kabar bahwa rekan satu divisi-ku meninggal dunia karena kecelakaan. Aku pun tahu dari salah seorang rekanku bahwa pagi atau siangnya, ia masih datang ke lokasi latihan dan bersenda gurau. Tetapi, semudah itu Tuhan mencabut nyawa. Maghrib, ia meninggalkan kita semua.
Aku membayangkan bagaimana mata itu tak dapat lagi terbuka,
Jantung itu punah degupannya,
Goresan sketsa darinya tak pernah ada lagi,
Suaranya tak kan terdengar lagi,
Mungkin pula wajah tak berekspresi terpampang di kamar jenazah,
Isak tangis keluarga serta rekan yang ditinggalkan, sudah bukan hal yang aneh lagi,
Hal itu hanya tunggu giliran.
Bagaimana denganku?
Apa orang-orang yang kuharapkan hadir untuk mengantarkanku ke tempat peristirahatan terakhirku dapat datang?