Lihat ke Halaman Asli

Selamat Jalan... Nyawa...

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hati dan tubuhku tergetar acap kali mendengar kata "Meninggal". Entah itu dari mana asalnya. Seperti kemarin, Minggu, 29 Agustus 2010...

Aku mendapat kabar bahwa rekan satu divisi-ku meninggal dunia karena kecelakaan. Aku pun tahu dari salah seorang rekanku bahwa pagi atau siangnya, ia masih datang ke lokasi latihan dan bersenda gurau. Tetapi, semudah itu Tuhan mencabut nyawa. Maghrib, ia meninggalkan kita semua.

Aku membayangkan bagaimana mata itu tak dapat lagi terbuka,

Jantung itu punah degupannya,

Goresan sketsa darinya tak pernah ada lagi,

Suaranya tak kan terdengar lagi,

Mungkin pula wajah tak berekspresi terpampang di kamar jenazah,

Isak tangis keluarga serta rekan yang ditinggalkan, sudah bukan hal yang aneh lagi,

Hal itu hanya tunggu giliran.

Bagaimana denganku?

Apa orang-orang yang kuharapkan hadir untuk  mengantarkanku ke tempat peristirahatan terakhirku dapat datang?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline