Lihat ke Halaman Asli

Amarulloh Ansyori

Penulis Puisi Akrostik

Ruas Semesta

Diperbarui: 27 Januari 2024   14:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

RUAS SEMESTA

Riak rasa getarkan hati, kecil nian dalam perpustakaan raksasa, sementara, aku pembaca buta.

Ungkapan bijak terukir di bait-bait suci, makna tersembunyi bagai bintang di mega.

Angkuh berjelaga, kesombongan membumbung tinggi, tak sadari buih hati hiasi samudera.

Sarwa terhampar luas, rahasia terlukis dalam setiap debu dan nebula.

Suara alam berbisik lirih, membawa pesan harmoni dan cinta

Embun pengetahuan menetes perlahan, membasuh jiwa yang dahaga.

Membaca buku semesta, bukan dengan mata kepala, tapi dengan kedalaman rasa.

Elok permadani jagad raya.

Sentak ingatkan betapa pendeknya usia, senyap, hening, aku duduk merunduk, mendengarkan bisikan rahasia penuh renjana.

Tak terukur keagungan ciptaan, setiap jiwa bersenandung kisah, tersesat di lorong-lorong waktu, tersembunyi, belum ku pahami makna.

Aku manusia, terbatas akrab dengan sifat-sifat-NYA, hati tak mampu meraba.

Akrostik_Ahay_27 Januari 2024




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline