Lihat ke Halaman Asli

Adi AninditaPutra

Mahasiswa UIN WALISONGO

Puisi | Hampa

Diperbarui: 20 April 2020   23:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ruang dimensi bumi
Tidak sanggup menjangkau isi galaxy
Tidak mampu menjangkau isi
Karena kami lebih suka menjangkau hati
Tanpa pikir maupun logik
Ah.... aku benci ini

Kenapa rasanya hampa
Padahal ruangnya ada nyata
Dan penuh makna
Gelap dan padam
Itu yang mampu kulihat
Bukan esensi dari semesta
Apalagi eksistensinya

Lalu apakah ini hanya tipuan
Dunia hanyalah fana
Apa Semesta juga?
Jangan jangan lagi
Aku benci dengan kehampaan ini
Aku benci melihat kepalsuan
Aku benci mendengar kebohongan
Apa tidak ada tempat untuk diri ini
Untuk menimba jati diri
Tanpa halangan politis akademis normatif

Hampa...
Hanya ini yang mampu menjelaskan
Kehampaan adalah bukti nyata
Dalam jiwa yang merasa suram
Melihat lawan dan kawan sangat menawan
Bercampur seakan ramuan
Melihatnya saja membuat pening
Apalagi meminumnya
Apalagi meraciknya
Tetap saja rasanya akan tetap sama
Hampa...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline