Lihat ke Halaman Asli

Siti Zuliani

Peneliti Mahasiswa Psikologi UIN Malang Relawan

Omah Gembira: Komunitas Peduli Penyandang Disabilitas

Diperbarui: 30 Mei 2022   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemampuan baik berupa penampilan secara fisik bahkan kualitas otak manusia saat lahir tidak dapat di request atau dipilih sesuai yang kita inginkan. Salah satu contoh yaitu ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) tidak pernah memilih untuk terlahir istimewa dengan memiliki kemampuan kognitif, sosial, emosi, dan fisik yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya,

Keistimewaan mereka tidak menjadi alasan untuk tidak mendapatkan hak yang sama seperti kita. Oleh karena itu, berdasarkan UU Sidikna No.23 Tahun 2003 Pasal 5 ayat 2 ang menjelaskan bahwa Anak -- anak yang memiliki kelainan fisik, intelektual, sosial emosional maupun mental berhak untuk memperoleh pendidikan secara khusus. karena ABK juga berhak untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Selain itu, masih banyak lagi hak yang dimiliki oleh ABK salah satunya layanan kesehatan.

Bersama Kemensos Malang dan Paguyuban Mutiara Hati yang di inisiasi oleh Bakti Luhur.  Omah Gembira menyediakan layanan psikologi berupa terapi yang dilakukan dibeberapa titik di Malang seperti Lowokwaru, Belimbing, Kedungkandang, Pakis, dll oleh relawan.  Omah Gembira sendiri didirikan oleh mahasiswa dan penggiat sosial yaitu Riza, Fitri, Adhis, dan Fathimah. Tujuan dari didirikannya Omah Gembira yaitu untuk mewujudkan lingkungan yang inklusif dan berkelanjutan dan memberdayakan penyandang Disabilitas dalam pemenuhan hak pendidikan, kesehatan, dan kewirausahaan.

Layanan psikologi yang diberikan kepada penyandang disabilitas yaitu terapi Penyandang disabilitas (Grahita, daksa, CP, dan lainnya), belajar dan Bermain bersama anak Disabilitas, penguatan dan motivasi orang tua Penyandang Disabilitas, akses kewirausahaan, kerelawanan pemerhati penyandang disabilitas, fundraising, kampanye sosial dan edukasi kepada masyarakat mengenai lingkungan inklusif. Pada pemberian intervensi atau terapi kepada anak berkebutuhan khusus bekerjasama dengan para terapis dari Bakti Luhur, Dinas Sosial, Balai Kemensos, RSBN, Gerkatin dan relawan pendamping terapis dari mahasiswa UM, UB, UIN, Polinema.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline