Sejak 2020, awal munculnya virus Corona ini sudah menjadi pembicaraan dari waktu ke waktu hingga sekarang. Isu terkait benar atau tidaknya virus ini masih diperbincangkan di berbagai kalangan sehingga membentuk kelompok pro dan kontra.
Kalau kamu tim mana?
Masker, hand sanitizer, jaga jarak, dan hindari kerumunan adalah Basic Rules selama pandemi yang harus dilaksanakan oleh semua masyarakat Indonesia tidak terkecuali sekalipun pak Jokowi.
Corona menjadi wabah yang ditakuti dan sangat dihindari bagi yang terpapar virus ini, toh proses pemakamannya aja udah semodel astronot. Ettt, jangan salah. Katanya itu udah sesuai aturan protokol yang dianjurkan.
Tapi ya, ada juga berita mengabarkan bahwa banyak organ yang diambil untuk kepentingan semata. Benarkah begitu? Entahlah, yang jelas kamu, aku dan kita semua tetap menaati protokol yang diperintahkan bukan hanya untuk menjaga diri mu saja tapi orang tersayang disekitar mu.
Akhir-akhir ini, pemerintah menggalakkan program vaksin untuk meredakan virus yang menyebar ini dan meminimalisirkan angka kematian karena corona. Pemerintah bahkan membuat aturan bahwa jika masyarakat yang menolak divaksin maka akan didenda dan disanksi di jeruji besi. Sebelum kita lanjutkan, apa ada yang tau apa aja komposisi vaksin sinovac? Apakah ada kandungan babi nya? Atau virus lain yang memperburuk virus corona? Bercabang bukan pemikiran mu, yang pasti please sebelum menjustifikasi cari informasi terlebih dahulu. Apapun keyakinan mu akan program vaksin, itu adalah pilihan mu.
Bambang Ariyanto S.Si Apt selaku juru bicara vaksin covid-19 PT Biofarma mengatakan bahwa vaksin Sinovac diproduksi tidak menggunakan pengawet dan tidak mengandung bahan lain seperti boraks, formalin, ataupun merkuri," ujarnya dalam konferensi pers daring, Minggu (3/1/2021).
Kandungan vaksin sinovac yaitu virus yang sudah dimatikan, aluminium hidroksida, larutan fosfat, dan natrium klorida. Apa saja efek setelah vaksin? Sekrestaris Eksekutif Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Dr dr Julitasari Sundoro, MSc-PH mengatakan bahwa efek yang jelas ada yaitu sakit dari suntikan vaksin dan kemudian efek kecil berupa pegal-pegal dan demam ringan. Tapi kondisi itu sangat kecil karena vaksin termasuk vaksin yang inactivated.
Kabar terbaru adalah hadirnya virus versi terbaru dari Corona. Wow, kondisi apalagi ini? Pendidikan masih pembelajaran jarak jauh, ekonomi semakin menyusut, angka orang yang positif terjangkit Corona semakin meningkat. STOP!
Jangan terlalu dipikirkan. Tapi, masyarakat sudah biasa saja tuh. Telah seperti semula, beraktivitas dan berkerumunan dalam kegiatan seperti dulu lagi. Apa yang sebenarnya terjadi? Akankah vaksin dapat mengalahkan virus?