Lihat ke Halaman Asli

Aan Hartono

Perencana

Desa Wisata Setulang: Sepenggal Firdaus di Bumi Kalimantan Utara

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14173188981454184582

Geliat Setulang

Siang itu, seorang perempuan paruh baya bergegas masuk ke sebuah balai adat yang berada di tengah-tengah desa. Ditangannya digenggam sebuah kayu bulat dengan diameter 5 cm dan panjang 40 cm. Sedetik kemudian kayu yang digenggamnya tersebut digunakannya untuk memukul kentongan yang terletak di salah satu tiang yang berada di tengah balai adat.

Sejurus kemudian, sejumlah warga yang  telah berpakaian adat segera memasuki balai  yang ukurannya kurang lebih 500 meter persegi. Dan pertunjukan tari-tarian khas Dayak Kenyah pun berlangsung dengan meriah diiringi musik tradisional Dayak Kenyah yang mengalun syahdu.

Sekilas cerita di atas mengggambarkan betapa geliat Setulang yang setahun lalu secara resmi telah kukuhkan sebagai desa wisata oleh Pemerintah Kabupaten Malinau semakin dikenal oleh para wisatawan baik domestik maupun asing.

26 Oktober 2013, menjadi sejarah penting bagi perkembangan Desa Setulang yang pada tanggal tersebut secara resmi ditetapkan sebagai desa wisata bersama-sama 2 desa lainnya di Kabupaten Malinau yaitu Desa Long Alango dan Desa Apau Ping di Kecamatan Bahau Hulu, sebuah kecamatan yang berada di perbatasan Indonesia-Malaysia.

Eksotisme Setulang: Harmoni antara Alam dan Budaya

Tidak dapat dipungkiri bahwa hutan hujan tropis Indonesia dikenal sebagai hutan yang paling kaya akan jenis tumbuhan dan mempunyai ekosistem yang paling kompleks di dunia (Whitmore, 1984). Kekayaan flora tersebut diantaranya dicirikan oleh terdapatnya sekitar 4.000 jenis pohon yang berpotensi sebagai penghasil kayu gergajian dan pertukangan. Dan salah satu bagian hutan hujan tropis tersebut berada di Desa Setulang.

Jauh sebelum ditetapkan sebagai desa wisata, Setulang telah banyak dikenal sebagai salah satu destinasi wisata. Namun saat itu para wisatawan yang berkunjung hanya sebatas melakukan penelitian  khususnya tentang hutan adat Setulang yang dikenal dengan Tana Olen yang memiliki luasan kurang lebih 5.300 Ha.

Penelitian yang dilakukan  Center for International Forestry Research (CIFOR) tahun 2004-2005 menyebutkan bahwa secara umum kondisi hutan Desa Setulang (Tana Olen) adalah sangat baik. Banyak pohon-pohon yang berukuran raksasa dan tersebar di berbagai tempat. Ukuran pohon terbesar yang dijumpai mempunyai lingkar batang di atas banir 1.250 cm atau dengan diameter batang sebesar 398 cm. Menurut masyarakat setempat jenis pohon tersebut dinamakan “beteny”.

Jenis pohon berukuran raksasa lainnya yang umum dijumpai adalah “majau” (Shorea johorensis) yang salah satu pohonnya dapat dijumpai di lereng bukit bagian atas daerah antara anak sungai (lalut) Tenapan dan lalut Payang. Pohon yang terakhir ini berukuran lingkar batang di atas banir 700 cm atau dengan diameter batang 223 cm. Pohon-pohon yang berukuran besar ini umumnya mempunyai tinggi lebih dari 40 m dengan posisi tajuk yang menjulang di atas tajuk hutan yang sebenarnya. Jenis-jenis pohon lain yang juga mempunyai tajuk yang demikian antara lain adalah “banggeris” (Koompassia excelsa) dan “jelutung gunung” (Dyera costulata).

Paham akan kekayaan flora dan fauna yang tak ternilai harganya tersebut, masyarakat Desa Setulang membuat proteksi dengan aturan adat desa yang dipatuhi oleh semua warga serta mendapat dukungan dari pemerintah daerah.

Padahal pada saat itu banyak perusahaan kayu yang ingin mengambil kekayaan hutan Desa Setulang dengan iming-iming kompensasi materi yang sangat besar. Maklum saja, pada periode tersebut ijin penebangan kayu (IPK) cukup dikeluarkan oleh Bupati tanpa harus melalui birokrasi yang panjang. Namun masyarakat Setulang tetap bergeming. Hutan adat yang menjadi sumber penghidupan masyarakat, dijaganya dengan sepenuh hati. Dan atas upayanya menjaga kelestarian lingkungan tersebut, masyarakat Adat Desa Setulang mendapat penghargaan Kalpataru kategori penyelamat lingkungan dari Presiden Megawati Soekarno Putri pada tahun 2003.

Selain memperoleh Kalpataru, Desa Setulang juga menjadi salah satu finalisWater Contesttingkat internasional di Kyoto, Jepang, pada bulan Maret 2003. Water contest memberikan kesempatan bagi masyarakat desa untuk menunjukkan kegiatan dan perjuangan yang dilakukan dalam mengelola sumber air. Dari 870 peserta seluruh dunia, Desa Setulang merupakan salah satu finalis dari 3 finalis Indonesia lainnya.

Sesungguhnya, bukan hanya Tana Olen yang membuat Setulang layak untuk menjadi destinasi pilihan wisatawan. Ragam budaya yang eksotis juga menjadi magnit kuat untuk menarik wisatawan baik asing maupun domestik. Saat ini tercatat beberapa kelompok kesenian khususnya tari-tarian ada di Setulang. Para penari dari kelompok-kelompok tersebut siap menjamu para tamu dengan berbagai macam jenis tarian yang dimainkan oleh anak-anak, kaum muda dan orang tua diiringi alunan Sampe, sebuah alat musik petik khas masyarakat dayak.

14173179581520579992

Yang lebih menggembirakan dari Setulang adalah adanya upaya pembinaan dan pelestarian budaya seni tari dan kerajinan tangannya. Anak-anak dan kaum muda di Setulang saat ini sudah banyak yang mewarisi kemampuan orang tuanya dalam menari, bermain alat musik tradisional maupun membuat kerajinan tangan khususnya anyaman. Tentu saja hal ini membangkitkan kebanggaan kita semua karena  tidak banyak anak-anak dan kaum muda dalam masyarakat kita yang mau belajar dan mampu mewarisi kekayaan adat dan budaya nenek moyangnya yang sangat bernilai tinggi. Dan Setulang adalah sebuah contoh dimana harmoni alam yang eksotis berpadu dengan kekayaan budaya yang bernilai tinggi yang secara turun temurun diwariskan pada generasi penerusnya.

Kebijakan Pemerintah Daerah

Jumlah penduduk setulang saat ini kurang lebih sebanyak 896 jiwa dengan luas wilayahnya kurang lebih  11 ribu hektar. Dengan keunggulan komparatif dan kompetetitif yang dimilkinya, Setulang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Malinau sebagai desa wisata melalui Surat Keputusan Bupati Malinau Nomor 430/k.351/2013 tentang Penetapan Desa Setulang sebagai Desa Wisata. Selain Setulang, Pemerintah Kabupaten Malinau juga menetapkan dua desa lainnya sebagai desa wisata yaitu Desa Long Alango dan Apau Ping di Kecamatan Bahau Hulu, keduanya merupakan desa yang terletak di wilayah perbatasan.

Dengan penetapan ini, Setulang terus berbenah. Berbagai fasilitas penunjang sebagai desa wisata segera disiapkan. Akhir tahun 2013 yang lalu, aliran listrik telah masuk ke Setulang begitu pula dengan akses jalan yang terus diperbaiki serta dibangunnya rumah singgah bagi para tamu yang berkunjung. Berbagai pelatihan juga sudah dilaksanakan SKPD terkait seperti pelatihan pengelolaan desa wisata, pelatihan memahat, pembinaan sanggar tari dan lain-lain.

Dalam sebuah kesempatan, penulis pada awal tahun lalu pernah berkunjung ke sebuah desa wisata di Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Membandingkan Setulang dengan desa wisata yang pernah penulis kunjungi tentu merupakan sebuah upaya yang bertujuan untuk terus membenahi Setulang agar lebih baik. Dan faktanya Setulang jauh memiliki keunikan, eksotisme alam dan  keluhuran adat serta budaya masyarakat khususnya warga dayak. Di Setulang kita akan menemui kesegaran alam yang masih asri, air sungai yang masih jernih, pohon dengan diameter yang sangat besar yang masih terjaga, seni  tari yang beragam dan mampu memukau penonton, serta berbagai kerajinan tangan yang unik khas etnik setempat.

1417318977385551856

Langkah berikut yang juga sangat penting adalah promosi. Setulang harus gencar dipromosikan dalam berbagai media dan even. Para pelancong harus tahu bahwa, masih ada sepenggal firdaus di tanah Kalimantan Utara. Sepenggal surga yang menjadi perpaduan antara harmoni alam dan adat serta budaya. Sepenggal surga yang ada di Bumi Intimung Kabupaten Malinau.

Ayo berwisata ke Setulang…

14173177821924937101




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline