Lihat ke Halaman Asli

Perwujudan Budaya Positif Melalui Keyakinan Kelas

Diperbarui: 18 Februari 2022   14:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Pendidikan adalah sebuah tuntunan dalam hidup dan tumbuh kembang anak. Setiap anak memiliki kekuatan dalam dirinya, memiliki pengalaman dan kekayaan. Pendidikan haruslah membimbing dan menguatkan apa yang ada di dalam diri setiap anak agar dapat memperbaiki tingkah lakunya, cara hidupnya dan pertumbuhannya. Dalam proses menuntun, anak diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan potensi, bakat dan minatnya sebagai individu yang unik.

Guru sebagai pamog dapat memberikan tuntunan agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Guru diharapkan memiliki nilai-nilai positif yang dibutuhkan untuk karakter pelajar Pancasila dengan memberi contoh dan melakukan pembiasaan yang konsisten di sekolah. Pengembangan budaya positif dapat menumbuhkan motivasi instrinsik dalam diri anak untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan berbudi pekerti luhur serta akhlah mulia.

Budaya positif adalah nilai, keyakinan dan kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab. Dalam penerapan budaya positif kita harus menumbuhkan lingkungan yang positif. Memahami kebutuhan dasar yang dibutuhkan murid pada saat mereka berperilaku tidak pantas dan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Dengan tidak hanya melakukan hukuman yang mungkin sayja memberikan efek dan dampak yang tidak baik pada perkembangan emosi peserta didik. Ketika melakukan penerapan budaya positif perlu mengeksplorasi suatu posisi yang dinamakan Manajer serta menjalankan pekdekatan disiplin dengan Restitusi.

Dalam penerapan budaya positif di kelas 4 Sekolah Dasar Negeri 1 Nglampir diawali dengan menyepakati beberapa keyakinan kelas yang dibuat oleh warga kelas. Keyakinan kelas yang dihasilkan harus berpihak pada murid dan mengakomodir segala kebutuhan murid di kelas. Selain itu dengan keyakinan kelas diharapkan seluruh warga kelas mampu mematuhi dan melaksanakan keyakinan kelas yang sudah disepakati. Murid memiliki kebiasaan baik ketika bertemu dengan guru selalu mengucapkan salam. Menjaga keadaan dalam kelas menjadi kondusif dan memperkuat sikap toleransi, empati, tenggang rasa, dan gotong royong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline