Lihat ke Halaman Asli

AANG JUMPUTRA

Admin Social Media

Bingung Tak Dapat Diajar, Cerdik Tak Dapat Diikut (Zaman Bingung)

Diperbarui: 26 Mei 2020   12:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JC Tukiman Taruna Pengampu MK Perencanaan Pengembangan Masyarakat. dokpri

Bingung tak dapat diajar, Cerdik tak dapat diikut.

(Zaman Bingung)

JC Tukiman Taruna

Pengampu MK Perencanaan Pengembangan Masyarakat

Ratusan tahun lalu, ada ramalan tentang akan terjadinya zaman edan, .......barangsiapa tidak ikut edan, siapa pun tidak akan keduman (= memperoleh bagian, kecipratan rejeki). 

Banyak orang bertanya-tanya: Apakah zaman edan itu telah, sedang, dan baru akan terjadi? Jawabannya sangat longgar, dalam arti tidak seorang pun dapat menjamin kepastiannya, dan karena itu sangatlah situasional-terbuka. 

Ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) gencar dan berhasil melaksanakan sejumlah OTT kepada pejabat teras, banyak orang mengaitkannya dengan ramalan itu betapa  sedang tibalah zaman edan itu; karena itu barangsiapa tidak korupsi, ia tidak akan ikut kecipratan  rejeki. Benarkah demikian? Ternyata tidak. 

Ramalan tinggallah sebuah ramalan, dan zaman terus bergulir; yang edan ternyata dapat terlindas juga, ada juga yang tetap terus edan. Namun,  harus tetap diakui  upaya memberantas korupsi (mengejar wong edan) terus gencar dilakukan, dan hal itu membuktikan bahwa zaman edan tidak sedang/sudah terjadi.

Merebaknya wabah COVID 19 saat ini (di negeri kita ini mulai sangat jelas pada Maret 2020) disebut-sebut sebagai pagebluk, yaitu bencana yang membawaserta banyak kematian manusia, juga tidak sedikit yang sakit atau pun terjangkit, dan yang memrihatinkan ialah kapan waktu berakhirnya pagebluk ini,  masih sangat belum pasti. 

Rasanya, tepatlah menyebut saat-saat ini sebagai "zaman bingung,"  bukan zaman edan. Di dalam zaman bingung ini, aktuallah peribahasa berikut: Bingung tak dapat diajar, cerdik tak dapat diikut. Apa maksudnya?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline