Lihat ke Halaman Asli

Insiden Bus Transjakarta, Maaf Pak Jokowi Saya Harus Melompat!

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13939180151389908032

[caption id="attachment_298462" align="aligncenter" width="581" caption="Penumpang terpana melihat saya melompat dari busway menerobos kemacetan Jakarta."]
[/caption]

Awalnya saya tidak terlalu memperdulikan kasus tender pengadaan dan berbagai berita miring tentang peristiwa mogoknya unit bus Transjakarta, sebab saya tinggal di Yogyakarta yang jauh dari hingar bingar kerasnya kehidupan Jakarta.  Sehubungan dengan beberapa agenda di Jakarta timbul keinginan saya unutk mencoba naik moda trasnportasi busway, apalagi setelah beberapa kali diberitakan jalur busway bebas kemacetan alias sudah steril dari pengendara motor dan mobil yang menyerobot.

Siang itu tiga maret tahun dua ribu empat belas, sepulang dari menuntaskan rapat kerja di Jakarta, saya naik bus Transjakarta koridor 9 , jurusan Pluit – Pinang Ranti dari halte Grogol. semuanya nampak lengang dan menyenangkan, jalur yang dilalui nampak steril meskipun sesekali beberapa pengendara motor nekat menyerobot jalur dan mengakibatkan sopir bus mengerem mendadak. Sebuah sikap yang masih mendominasi sebagian masyarakat Indonesia, perilaku  sok benar dan mementingkan diri sendiri ujar saya membatin.

Bus yang saya naiki adalah unit lama yang tentunya dengan perawatan interior ala kadarnya atau malah cenderung kurang terawat. Tak berapa lama petaka itu datang, di jalur Slipi menuju Semanggi pendingin udara dalam bus yang saya tumpangi mendadak mati, dan parahnya lagi lalu lintas tersendat alias macet total. Dari radio panggil pengemudi menginformasikan sedang ada demo di kantor Departemen Tenaga Kerja di  kawasan Semanggi. Setali tiga uang dengan kemacetan, udara dalam bus beradu dengan panasnya Jakarta, penumpang mulai gaduh akibat kondisi suhu udara yang ekstrim, sebab bus dirancang sedemikan rupa untuk menyesuaikan dengan sistem pendingin udara.

Penumpang mulai cemas, gerah dan lemas, saya kira suhu udara dalam bus lebih dari empat puluh derajat panasnya. Setelah didesak oleh penumpang, pengemudi memohon ijin untuk membuka pintu bus, peristiwa langka yang belum pernah saya alami sebelumnya. Segera saya kerahkan kamera telepon genggam untuk merekam momen tersebut. Sambil menghirup udara saya menyempatkan untuk melihat area sekeliling dari bibir pintu  bus yang terbuka, dan betapa terkejutnya saya ketika kemacetan itu juga diakibatkan oleh mogoknya unit bus Transjakarta gandeng, yang notabene adalah unit baru yang sedang riuh ramai diberitakan bermasalah dengan tendernya.

Tak bisa berlama-lama dalam kemacetan maka saya mengambil inisiatif untuk meninggalkan bus, saya paham sepenuhnya ini tindakan yang salah, tetapi saya tidak bisa hanya diam dan pasrah dalam panas dan macet yang timbul akibat sebuah kecerobohan dan kelalaian. Saya sempat berpikir jangan jangan ini kejadian yang dipolitisasi?, mungkinkah ini adalah bagian dari konspirasi politik?, yang jelas bagi saya Indonesia harus melawan segala kebobrokan kepentingan kelopok atau golongan tertentu.

Maafkan saya Pak Jokowi atas kenekatan saya melompat dari bus Transjakarta, sepenuhnya saya yakin anda orang yang tepat dan benar untuk menjadi inspirasi kejujuran, teruslah berjuang  untuk Jakarta dan Indonesia!.  Berlari saya meninggalkan bus Transjakarta yang saya tumpangi dan mengabadikan  bus gandeng yang mogok, lalu kemudian melanjutkan perjalanan, bermimpi merasakan Indonesia yang lebih baik sambil membayangkan Yogyakarta yang belum punya bus gandeng.

Berikut jejak rekam kejadian yang sempat saya abadikan melalui kamera telepon genggam :

[caption id="attachment_298463" align="aligncenter" width="581" caption="Pendingin udara yang mati mengakibatkan pintu busway harus dibuka. "]

13939180962108720952

[/caption]

[caption id="attachment_298464" align="aligncenter" width="581" caption="Patroli petugas pengawalan terjebak dalam kemacetan akibat mogoknya Transjakarta. "]

1393918452481509809

[/caption]

[caption id="attachment_298465" align="aligncenter" width="581" caption="Suasana kemacetan yang saya abadikan dari bibir pintu bus yang terbuka. "]

13939185321036781373

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline