Tahun ajaran baru menjadi awal bagi pelajar/mahasiswa baru untuk memulai kembali belajar ke tingkat yang lebih tinggi.mereka bersuka cita atas keberhasilannya dalam menempuh pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.Bertemu teman baru menjadi sesuatu yang lumrah,dimana mereka semua belum mengenal satu sama lain.Sebelum mereka memulai kegiatan belajar di sekolah atau universitas masing-masing,mereka harus menempuh beberapa hari untuk mengalami kegiatan yang namanya ospek .Kegiatan ini sudah menjadi tradisi dalam sisitem pendidikan di Indonesia.
Hampir di semua sekolah atau universitas,acara ini seperti menjadi agenda wajib yang harus dilaksanakan.pada dasarnya,kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan pelajar/mahasiswa baru dengan lingkungan barunya.namun dari dulu hingga sekarang yang saya ketahui,kegiatan ini mendapat pro kontra dari semua kalangan,karena dalam nyatanya kegiatan yang seharusnya mengenalkan anak pada lingkungan sekolah yang baru,tapi justru mereka mengalami hal yang bukan mencerminkan seorang siswa.Mereka mendapat tugas yang aneh-aneh,bahkan tidak manusiawi.Mendapat hukuman sudah menjadi makanan untuk beberapa hari selama ospek berlangsung.Salah sedikit,beberapa paket hukuman siap meluncur.Bahkan dalam pelaksanaannya,kegiatan ini ada unsur kekerasan yang dapat memakan korban jiwa.Mereka mendapat itu semua dari panitia ospek tersebut.Sudah banyak kasus yang membuktikan adanya perpeloncoan oleh senior terhadap juniornya.Tekanan mental dan kekerasan fisik sudah menjadi hal yang sering dialami ketika mengikuti ospek .Tak peduli meski setiap tahun sering memakan korban.Unsur balas dendam menjadi alasan kuat bahwa ospek harus dihapuskan,karena kegiatan itu terlalu menghendaki sebuah kekuasaan yang dimiliki oleh orang yang tingkatannya ada diatas juniornya.Bukan tidak mungkin jika adanya sebuah kekuasaan,sang penguasa tidak memenfaatkannya begitu saja,justru ini menjadi hal yang ditunggu untuk menggenjlokan pelajar/mahasiswa baru.Dengan sering ditemukannya perpeloncoan oleh senior terhadap juniornya,kegiatan ini benar-benar tidak efektif.Kegiatan ala militer ini sungguh tidak sepatutnya ada di instansi pendidikan.Psikologis setiap mahasiswa berbeda,tidak semua bisa menerima dengan baik,justru akan berakibat fatal bagi mereka yang dipaksa untuk mengikuti kemaun sang senior.
Meskipun sudah sering terjadi hal yang tidak diinginkan,namun kegiatan ini tetap saja berlangsung sampai sekarang,entah siapa yang memulai duluan kegiatan ini.Tetapi yang jelas,kegiatan ini sepatutnya mendapat pengawasan yang serius,agar kegiatan yang tujuannya mengenalkan siswa/mahasiswa pada lingkungan barunya tidak mengalami yang namanya perpeloncoan.Sudah sepatutnya kegiatan ini jauh dari unsur kekerasan fisik dan psikologis,karena hal itu akan membuat mental jiwa mereka terganggu.Dalam kunjungannya kesalah satu sekolah di tanggerang,menteri pendidikan Anies Baswedan menemukan addanya indikator perpeloncoan.Murid baru diharuskan memakai atribut yang aneh dan konyol,ada yang pake tas karung,kaus kaki yang berbeda,dan atribut aneh lainnya.Memang tidak terlihat adanya tindak kekerasan,namun bukan tidak mungkin ketika tidak ada pengawasan mereka akan mengalami tindakan perpeloncoan.
Oleh karena itu,para guru dan orang tua harus dapat mengawasi jalannya kegiatan ini jika ingin tetap berlangsung dengan baik tanpa kekerasan,agar kegiatan yang tujuannya baik tidak berbelok arah menjadi kegiatan yang buruk.karena sesungguhnya,siswa itu ditutuntut untuk belajar,bukan untuk disisksa.Anda setuju..?
Say no to violence,Hidup mahasiswa..!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H