Lihat ke Halaman Asli

aan anshori

Jaringan Islam Antidiskriminasi (JIAD)

Mengeraskan Suara Ramadlan

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

GAGASAN JUSUF KALLA, Wapres RI yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia perlu dicermati menyangkut rekaman pengajian yang kerap diputar di masjid, terutama pada saat ramadlan. Dia berpendapat maraknya rekaman yang diputar tanpa mengindahkan waktu berpotensi menyebabkan polusi suara, apalagi saat waktu istirahat malam hari.

Saya berpandangan kekuatiran ini cukup beralasan mengingat saat ini ada lebih dari satu juta masjid dan mushalla yang tersebar seantero nusantara. Kita bisa membayangkan betapa dahsyatnya polusi suara yang dihasilkan jika masjid/mushalla terlalu bersemangat menyambut ramadlan.
Menurut saya, Dewan Masjid Indonesia beserta pemerintah perlu mengatur agar pengeras suara tidak digunakan secara awur-awuran dalam menjalankan syiar. Idealnya, speaker masjid/musholla cukup digunakan saat mengumandangkan adzan sekitar 3-5 menit.

Umat Islam perlu mengobarkan semangat baru dalam berdakwah, yakni dengan cara lebih menonjolkan karakter tolerannya pada lingkungan sekitar. Dakwah seperti ini mungkin tidak cukup populis dan membutuhkan kebesaran hati. Saya sampai saat ini masih meyakini bahwa kejayaan umat islam (izzul islam wa al muslimin) tidak bisa dicapai dengan model jor-joran pengeras suara masjid atau musalla, terutama saat Ramadlan tiba. Lebih jauh, hal tersebut hanya bisa diraih dengan cara menjadi rahmat bagi orang lain, termasuk memperkuat sensitifitas.

Wallohu a'lam bishshawab

Aan Anshori
Jaringan Islam Anti-Diskriminasi (JIAD) Jawa Timur
Dewan Ahli Ikatan Sarjana NU Jombang
08155045039
Twitter @aananshor




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline