Lihat ke Halaman Asli

Em Amir Nihat

Penulis Kecil-kecilan

Puasa dan Jer Basuki Mawa Beya

Diperbarui: 16 April 2022   14:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

"Jer basuki mawa beya" memiliki arti "semua keberhasilan membutuhkan biaya". Biaya disini jangan kita artikan hanya uang atau materi saja tetapi "beya" disini bisa juga kita artikan perjuangan atau pengorbanan. Maka jika kita korelasikan dengan hal ibadah apapun itu, pasti ada pengorbanannya. Pengorbanan disini saya artikan juga sebagai puasa. Kita menahan.

Misalnya ada panggilan adzan  sholat maghrib padahal kita baru sampai rumah. Kita memang punya pilihan untuk sholat di rumah saja dan leha-leha dulu. Rebahan dulu. Tetapi jika kesadaran kita adalah "jer basuki mawa beya" kita menyadari bahwa setiap ibadah pasti ada pengorbananya. Ada sisi puasanya. Kita memilih berpuasa untuk tidak rebahan dulu dan kita memilih berkorban untuk melangkah ke masjid. Maka Inilah jiwa -- jiwa para pejuang ibadah. Tapi pengorbanan disini pun bukan membabi bita harus tetap dalam koridor kebijaksanaan dan kebaikan.

Semoga saja di momen puasa ini  kita menyadari bahwa ternyata di setiap ibadah yang akan kita lakukan ada sisi pengorbanannya. Ada unsur puasanya. Semoga kita memilih untuk mau berkorban dan berpuasa ketika akan menghadapi laku ibadah. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline