"Jer basuki mawa beya" memiliki arti "semua keberhasilan membutuhkan biaya". Biaya disini jangan kita artikan hanya uang atau materi saja tetapi "beya" disini bisa juga kita artikan perjuangan atau pengorbanan. Maka jika kita korelasikan dengan hal ibadah apapun itu, pasti ada pengorbanannya. Pengorbanan disini saya artikan juga sebagai puasa. Kita menahan.
Misalnya ada panggilan adzan sholat maghrib padahal kita baru sampai rumah. Kita memang punya pilihan untuk sholat di rumah saja dan leha-leha dulu. Rebahan dulu. Tetapi jika kesadaran kita adalah "jer basuki mawa beya" kita menyadari bahwa setiap ibadah pasti ada pengorbananya. Ada sisi puasanya. Kita memilih berpuasa untuk tidak rebahan dulu dan kita memilih berkorban untuk melangkah ke masjid. Maka Inilah jiwa -- jiwa para pejuang ibadah. Tapi pengorbanan disini pun bukan membabi bita harus tetap dalam koridor kebijaksanaan dan kebaikan.
Semoga saja di momen puasa ini kita menyadari bahwa ternyata di setiap ibadah yang akan kita lakukan ada sisi pengorbanannya. Ada unsur puasanya. Semoga kita memilih untuk mau berkorban dan berpuasa ketika akan menghadapi laku ibadah. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H