Dalam suatu Acara Maiyahan, Mbah Nun ( Emha Ainun Nadjib ) pernah dawuh : "Jadilah manusia ruang dan jangan menjadi manusia perabot."
Saya mencoba menjawab istilah itu dengan perspektif saya. Manusia perabot adalah manusia yang mengisi hidupnya dengan ego-nya sendiri. Ia bawa hidupnya menuruti ego dan nafsunya sendiri. Ia kurang peduli dengan nasib dan takdir dari orang lain.
Sedangkan manusia ruang adalah manusia yang menampung ego-nya untuk kemudian ia kelola bersama sifat empati dan simpati di dalam dirinya. Layaknya ruang, ia menampung segala perabot-perabot yang ada. Kadang ia bisajadi tidak dianggap ada tetapi dialah yang paling berjasa.
Orangtua yang berjuang menafkahi anak-anaknya adalah jenis manusia ruang sedangkan anak-anak yang masih mengandalkan orangtuanya adalah jenis manusia perabot. Maka sebagai anak, kita harus naik kelas menjadi manusia ruang yang berjuang untuk membahagiakan orangtua kita.
Semoga kita semua menjadi manusia ruang. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H