Salah satu godaan setan adalah membuat manusia selalu ingat dosanya terus menerus sehingga manusia putus asa dan terus terjebak di dosanya. Karena merasa penuh dosa, ia lantas putus asa. Karena merasa ia jarang beribadah, lantas saat beribadah setan membisikinya dengan bisikan keputusasaan. Takut ibadahnya tidak diterima, bacaannya belum baik atau takut omongan orang lain kepadanya.
Kondisi itu jika kita cermati ulang tidaklah benar adanya. Artinya bisikan setan aslinya tidak benar. Misalnya merasa penuh dosa, padahal dalam sehari kita tidak berdosa terus pasti ada amal baiknya. Menolong orang, tersenyum ramah pada orang lain, berkata -- kata baik, kerja, dll itu ibadah sehingga klaim setan bahwa kita penuh dosa tidak tepat. Jadi jangan hanya ingat dosa tapi ingat juga rahmat Allah yang luas. Ingat juga bahwa Ampunan Allah lebih besar dari dosa-dosa kita.
Jika takut ibadahnya tidak diterima, bacaannya belum baik dan takut omongan orang lain pada kita maka buanglah semua bisikan putus asa itu. Yang utama dalam beribadah adalah KITA BERSYUKUR DITAKDIRKAN ALLAH BISA BERIBADAH.
Rasa syukur menunjukkan bahwa kita ini memang hamba Allah, sedangkan ketakutan tidak diterima adalah was-was dari setan padahal yang tahu diterima atau tidaknya itu Allah. Artinya saat beribadah harusnya yang utama kesadaran bersyukur. Kita bersyukur saat itu ditakdirkan sedang beribadah. Kita saat itu tidak ditakdirkan ghibah, mencuri, atau berzina sehingga dalam beribadah pun hati kita menerima. Lagi-lagi kita harus ingat rahmat Allah yang luas. Ingat pula bahwa Ampunan Allah lebih besar daripada dosa-dosa kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H