Lihat ke Halaman Asli

Em Amir Nihat

Penulis Kecil-kecilan

Doa Nyoblos dan Pemilu Bukan Hanya Copras Capres

Diperbarui: 16 April 2019   07:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Harap kita fahami bersama bahwa pemilu kali ini adalah pemilu serentak. Artinya kita tidak hanya memilih Presiden tetapi juga memilih DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi dan juga DPRD Kabupaten/Kota. 

Namun informasi yang berkembang di media sosial dan televisi malah cenderung bersumbu pada persaingan Presiden belaka sehingga rakyat kurang atau bahkan tidak punya data sama sekali dengan calon DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi dan juga DPRD Kabupaten/Kota.

Kondisi ini bisa timbul karena : Pertama, Bisa jadi karena memang persaingan Pilpres juga membawa para buzzer politik dan juga ada agenda para oligarki dalam kaitannya kepentingan bisnis batubara ( informasi bisa di cek disini). 

Kedua, para politisi yang berkecimpung dalam timses capres memiliki chanel televisi, membuat kita sadar bahwa celah untuk informasi yang aktual tentu sudah dibumbui kepentingan politik sehingga ketika ada masalah politik pasti tidak akan berimbang dan tentu memihak pemiliknya.

Ketiga, di baliho dan poster calon DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi dan juga DPRD Kabupaten/Kota hanya memamerkan tampang dengan tokoh partainya saja padahal yang masyarakat perlukan justru adalah informasi visi-misi dan rekam jejak dari masyarakat ( sudah punya kontribusi apa buat masyarakat ) sehingga karena jual tampang doang menjadi tidak menarik kita pun apatis terhadap hal ini. Semoga saja KPU bikin regulasi tentang adanya cantuman visimisi di baliho / poster.

Apalagi masih banyak calon yang belum mendatakan kekayaannya pada KPK sehingga transparansi harta pun sulit terealisasikan dan ini tentu patut diduga mengapa tidak berani buka data. Belum lagi urusan para mantan koruptor yang nyaleg ( informasi mantan koruptor nyaleg disini , pastikan jangan dipilih ) tentu semakin membuat apatis saja, seolah hukum tumpul ke atas dan runcing ke bawah sebab untuk urusan cari kerja saja kita butuh surat keterangan baik dari kepolisian sedangkan urusan perpolitikan hal ini malah dinihilkan.

Kembali ke pemilihan calon DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi dan juga DPRD Kabupaten/Kota agaknya kita harus benar-benar hati-hati karena bagaimanapun mereka yang jadi kelak adalah wakil kita.

Lalu bagaimana caranya kita mengenal mereka sedang waktu sudah mepet begini?

Jika dirasa memantau nama calon sulit, alternatif lainnya adalah pilihlah partai yang sesuai dengan visi misimu dan juga pastikan bahwa partai itu bersih dari korupsi.

Pemilihan umum seperti doa dan harapan dan juga ada usaha keras dari KPU, atas dasar pertimbangan itu seyogyanya kita harus mendatangi tempat pemilihan suara. Fungsinya selain mencoblos juga ada faktor bebrayan sesama tetangga. Ada juga faktor balas budi sebab KPU sudah berusaha keras. Perkara di dalam bilik nanti kita ngapain itu terserah kita. Artinya memilih atau tidak memilih itu hak kita didalam bilik. Kita harus tetap menjaga persaudaraan yang baik dengan tetangga dan masyarakat, caranya adalah kita merahasiakan pilihan kita.

Dikarenakan pemilihan umum ini seperti harapan maka sepantasnya kita berdoa dulu saat akan mencoblos.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline