Lihat ke Halaman Asli

Em Amir Nihat

Penulis Kecil-kecilan

Tawuran

Diperbarui: 2 Juli 2018   03:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Muda, beda dan Berbahaya! Itulah gambaran kami. Kegemaran pada sepakbola membuatku masuk pada wilayah fans berat. Kecintaan pada sepakbola sering membuatku lupadiri. Jarang ibadah, sibuk keluruyan dan buta mata kalau klubnya diejek. Bilaperlu menyatakan perang alias tawuran.

Kamarku ku gubah dengan warna kebanggaan timku. Biru tua. Ku pilok logo klub, aksesoris klub pun nangkring di lemariku. Jaket klub, Kostum klub, sal klub, pokoknya yang berbau klub aku punya. Bahkan celana dalamku juga ada logo klubku.

Klubku bernama "PerLok FC" Sebuah klub sepakbola terbesar kedua di ibukota. Fans-nya disebut Lokanisti. Aku termasuk militan. Entah itu terpengaruh teman-teman yang urakan atau memang darah mudaku yang penuh gejolak.

Masa muda memang masa pencarian jatidiri. Masa dimana ia carmuk pada dunia. Kalau suka belajar, ia akan menginginkan eksistensinya. Kalau ia suka olahraga, ia pun juga butuh pengakuan. Demikian juga eksistensi supaya dibilang : Preman, disegani, ditakuti banyak orang.

Kita layaknya menonton TV. Bahkan kita TV itu sendiri. Tergantung siapa yang memolesnya dan juga apa motif dipoleskannya. Bagiku TV juga berperan dalam imaji kepremananku. Melihat pemuda bisa mengalahkan sepuluh pemuda meskipun harus berlumuran darah itu terlihat keren. Melihat pelajar berkelahi itu keren. Padahal itu film. Aku tahu itu hanya Akting tetapi mindsetku seolah ingin seperti itu. Siapa yang membentuk hal itu? Apa motif tujuannya membentuk film perkelahian pelajar? Ah emang gue fikirin. Buru-buru pertanyaan itu ku tolak. Hati nurani dan nafsu berperang!

Muda gaul ya mabuk, pacaran, dan berkelahi! Itulah mindset gelora mudaku.

Di Ibukota ada klub bola satu lagi. Nama klubnya "Lok United". Fansnya disebut "LokMilitan". Juga sama-sama militan.

Sampai suatu ketika LokMilitan dan Lokaniati bertemu. Ejek-ejekan, sumpah serapah, nada profokasi dan juga umpatan kebencian keluar deras di mulut. Termasuk mulutku.

Aku pun juga sudah biasa membawa rantai, samurai dan juga belati kecil yang aku simpan di kaos kaki. Terpengaruh siapa? Mungkin Teman-temanku. Dan teman-temanku terpengaruh lingkungan, film dan TV.

"Anjing loe kalau berani. Sini!!!" Teriakku sambil mengayun-ngayunkan samurai

Mereka tak kalah berani. Mereka juga membawa Samurai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline