Lihat ke Halaman Asli

Em Amir Nihat

Penulis Kecil-kecilan

Meneladani Rosululloh dalam menjadi Pemimpin

Diperbarui: 26 Maret 2018   19:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seorang Bos mungkin akan berfikir bahwa semua anak buah takut kepadanya, punya loyalitas yang tinggi kepada perusahaan serta punya wewenang mengatur semaunya sendiri. Namun barangkali pemikiran yang dangkal semacam ini akan tertolak jika ia mau menanyakan kepada anak buah. Maukah kamu bekerja tetapi tidak diberi gaji? Yang menggajimu itu siapa? Dua pertanyaan itu sudah cukup meyakini kita bahwa ujung pangkal pekerjaan adalah gaji sedangkan yang menggaji adalah perusahaan. 

Boleh ia membanggakan pangkat yang tinggi namun jika itu didapat dengan hasil telikungan hanya akan mendapat gunjingan anak buah. Misalnya bos yang suka carmuk kepada petingginya, memporsir anak buahnya untuk bekerja keras dan tepat waktu sementara dirinya malas-malasan, Hanya terlalu fokus pada bidang target sementara martabat manusia direndahkan ( Kurang perduli dengan kesehatan anak buah dan gampang marah), Pilih-pilih pergaulan jika sesama bos akrabnya bukan main sementara jika dengan anak buah petatangpeteteng meremehkan.

Meskipun pangkatnya operator dan kategorinya anak buah minat untuk menjadi pemimpin tetap ada. Minimalnya pemimpin untuk dirinya sendiri. Oleh karena itu seorang pemimpin yang bijaksana tentu harusnya tidak sembarangan bertindak. Sebab sikap dan tindakannya akan berimbas pada banyak orang. Pemimpin yang mudah panik, resah, mudah goncang, mudah menuduh tanpa bukti, mudah marah dengan masalah yang ringan tentu tidak akan dijunjung tinggi kedudukannya bahkan akan diremehkan oleh anak buahnya.

Berikut Macam-macam sifat Pemimpin dilihat dari tabiatnya :

  1. Ada pemimpin yang bak seorang diktator baginya target produksi yang utama sehingga ia akan menjadikan anak buah layaknya robot bernyawa terus menerus disuruh kerja sedangkan jiwa sosial dan rasa kemanusiaan hilang kalah oleh kepentingannya yakni target.
  2. Ada pemimpin yang saking seriusnya memikirkan target tetapi guncang dan panik jika produksi tidak tercapai padahal ia hanya duduk-duduk di depan komputer dan tidak mau membantu anak buah, lucunya jika anak buah tidak mencapai target akan dimarahi padahal ia sendiri tidak mau membantu. Mungin ia lupa bahwa kerja perusahaan itu kerja tim. Artinya semua harus berperan aktif saling dukung mendukung kerja sama bukan malah saling menjatuhkan satu sama lain.
  3. Ada pemimpin yang disamping ia membuktikan dirinya memimpin tetapi ia terus menyemangati anak buahnya sehingga anak buah tidak merasa tertekan dan efeknya anak buah akan bekerja dengan semangat dan ikhlas. Kalau anak buah belum capat target, ia tidak memarahi tetapi justru memberi dorongan supaya lebih semangat. Sisi sosial dan rasa kemanusiaan pun tinggi sehingga disamping ia memikirkan target produksi, ia juga memikirkan tingkat kebahagiaan anak buahnya selama di perusahaan. Artinya kemampuan dalam komunikasi yang baik sangat diperlukan dalam memimpin.

Untuk mewujudkan komunikasi yang baik diperlukan kesatuan hati maka komunikasi tatap muka lebih diutamakan sebab masalah bisa diselesaikan tanpa tedeng hal-hal yang justru bisa menjadikan prasangka. Pemimpin yang bijaksana harus dapat melihat kenyataan loyalitas anak buahnya, komitmen pada cara memimpinnya. Apakah hal itu tumbuh karena kebutuhan atau ada tujuan yang ingin digapai atau karena pengaruh dari kepribadian dirinya yang memang sudah baik.

Meneladani Rosululloh SAW dalam menjadi Pemimpin

Hal yang penting dan bekal yang utama bagi seorang pemimpin adalah pengorbanan seorang pemimpin dalam mewujudkan tujuannya harus ditopang dengan kerja cerdas, kerja sama tim yang solid, saling mendukung dan selalu fokus pada tujuan utama.

Meneladani Rosululloh sebagai pemimpin diantaranya Rosululloh tidak menyebut bawahan, anak buah ataupun budak. Tetapi beliau memuliakan dengan sebutan Sahabat sehingga kita bisa melihat dikehidupan beliau selalu dikelilingi sahabat-sahabat yang tulus, ikhlas dan berjuang bersama beliau. Karena kebaikan, ketulusan, keihlasan dan semangat dari beliaulah para sahabat akan segan dan respect kepada beliau sehingga banyak dari kalangan sahabat yang masuk Islam sebab melihat akhlak beliau yang mulia.

Kemampuan-kemampuan memimpin yang ideal, diantaranya :

Pertama, Kemampuan yang mengacu pada sifat Rahmandan Rahim. Mental perjuangan utama adalah kasih dan sayang (sifat rahman dan Rahim) sehingga berjuang akan memunculkan ketulusan dan ekstra semangat. Maka pemimpin yang baik harus bisa melihat sisi-sisi kemanusiaannya untuk menempatkan dengan kasih dan sayang. Wujudnyapun fleksibel sesuai tempat dan keadaan yang terjadi tetapi yang terpenting endingnya harus rahman dan Rahim ( mengayomi)

Kedua, Pemimpin yang baik harus bersikap adil dan bicara fakta. Artinya memberi kesempatan pada anak buah untuk memperbaiki kesalahannnya tentu dengan syarat yang disepakati, berbicara sesuai fakta jangan mudah menuduh tanpa bukti, serta mengutamakan kekompakan tim.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline