Lihat ke Halaman Asli

Em Amir Nihat

Penulis Kecil-kecilan

Mari Menamatkan Ucapan Buruk

Diperbarui: 2 November 2017   14:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Merebaknya virus hate speech di kalangan kita sendiri,membuat kita bertanya-tanya.Apakah itu benar-benar murni dari kata-kata orang muslim atau jangan-jangan ada yang sengaja memakai nama muslim demi kepentingan saling menjatuhkan dan adu domba supaya tujuannya terpenuhi.Mungkin memuluskan jalan parpolnya,usaha bisnisnya atau kepentingan dunia lainnya.

Kasus Saracen merupakan muncratan yang tidak sengaja kita ketahui,padahal bukankah masih banyak Saracen-Saracen yang lain di media sosial kita.Jadi,pertengkaran atau tarung argumen yang sampai menjurus ke ejek-ejekan dan hina-hinaan itu kemungkinan muaranya setingan dari segelintir orang.Misalnya mereka membuat banyak akun.Ada akun pro dan akun kontra.Ditarungkan di media sosial.Sampai ada pihak lain (target) yang kepanasan juga ikut komen dengan pembenarannya masing-masing.Sehingga ramailah media sosial menjadi debat kusir yang tak berujung.

Padahal,jika kita benar-benar mengaku muslim.Seharusnya takut untuk berucap yang buruk.Kata-kata memang tidak ada yang buruk,tinggal penepatan dan momentumlah yang membuat kata-kata itu menjadi bermakna buruk.Kata-kata seperti anjing,babi,tolol,atau yang lainnya itu tidaklah buruk jika ditempatkan semestinya artinya tidak digunakan sebagai ajang pelampiasan kemarahan belaka.

"Allah tidak menyukai ucapan buruk,yang diucapkan dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya.Allah maha mendengar lagi maha mengetahui." Q.S.An Nisa : 148

Dari ayat ini,penulis mencoba mentadabburi bahwa kita jangan sampai mengucapkan ucapan buruk kepada seseorang yang bisa mengakibatkan perpecahan,kemarahan dan pertumpahan darah.Harus bisa jaga diri dan menahan diri sebisa mungkin supaya jangan sampai kata-kata kasar muncrat memenuhi kemarahan orang lain.

Tetapi ada pengecualian yakni bagi orang yang teraniaya.Tujuannya supaya orang yang teraniaya bisa mengekspresikan kekesalannya dengan jujur kepada yang dzolim.Tujuannya jelas mengembalikan suasana supaya berlaku adil.Ayat ini malah oleh penulis dijadikan semangat untuk melawan orang-orang yang dzolim.Baikkita lakukan dengan kata-kata atau tindakan.Ingat pula bahwa yang dzolim kelak pasti akan kalah.

Jika kita artikan orang yang teraniaya dengan rakyat Indonesia.Bukankah kita telah dianiaya oleh koruptor-koruptor,Bukankah kita semakin dikucilkan di negeri sendiri,Bukankah tanah kita tanah yang katanya surga malah hanya dinikmati segelintir orang.Misalnya Freeport apa yang didapat warga lokal di Papua.Kekayaan atau limbah ? atau di daerah lainnya.Bukankah kemerdekaan itu harus kita perjuangkan terus menerus demi kepentingan seluruh rakyat Indonesia.Jangan malah hanya demi pemimpin,hartawan,dan politikus saja.Indonesia terlampau terluka jika wajahnya hanya untuk polesan kaum berdasi yang suka dan hobi korupsi.Kita memang harus selalu melawan yang dzolim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline