Lihat ke Halaman Asli

Em Amir Nihat

Penulis Kecil-kecilan

Puasa "Pause"

Diperbarui: 28 Mei 2017   03:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

oleh : Aamir Darwis

catatan maiyahan

UMAT adalah orang dengan pemikiran/filosofi hidup yang sama contohnya umat Muhammad itu artinya orang yang sejalan dengan Muhammad.KAUM adalah orang yang bersama-sama menjalankan kesamaan tujuan dan pola hidupnya mungkin berbeda tapi punya tujuan yang sama.RAKYAT adalah sekumpulan orang yang berbeda disatukan dalam lingkup wilayah.

PUASA bisa SAUM atau SIAM dan mungkin goalnya berbeda.jikaSAUM itu Puasa hanya karena kewajiban dan dituntut ikhlas karena diwajibkan oleh Allah tapi jika puasa selesai mungkin tidak membekas atau tujuan yang utamanya belum didapatkan.terbukti jika puasa orang ramai-ramai mengislamkan dirinya bahkan tempat atau televisipun berubah ngislam.kafeislam,mall taqwa,atau supermarket iman bertebaran dimana-mana tapi itu hanyalah bungkus yang mungkin tidak terlalu dibutuhkan.mengapa? lihatlah jika  bulan puasa selesai.kafe islam dan sejenisnya akan berubah menjadi kafe biasa lagi.dan ini fenomena yang lumrah di masyarakat kita yang seharusnya kita perbaiki itu.

Sedangkan SIAM itu sendiri adalah orang yang bertaqwa yang menjalankan puasa bukan hanya kewajiban semata tetapi ia juga memandang puasa itu sebagai sarana PAUSE hawa nafsu buruk dan sejenisnya dan ia akan menggunakan ilmu puasa bukan hanya puasa ramadhan itu sendiri.puasa bisa juga diartikan puasa keinginan atau menahan amarah atau tirakat.Sebagai contoh gadjah mada yang sumpah palapa (tidakan akan makan palapa sebelum kemenangan didapat) ini juga bisa dikatakan puasa dan kita harus belajar bagaimana Gadjah Mada dengan puasanya ia bisa menjadi tokoh yang begitu terkenal seantero nusantara.

Kita juga harus punya puasa pause jika ingin cita-cita kita terpenuhi.apa-apa yang dapat menghalangi jalannya cita-cita kita,kita puasani dan apa-apa yang menggoda kita untuk berpaling dari cita-cita kita,kita pausekan.

Pola pikir juga bisa dikatakan pembelajaran puasa.apa kita hanya menjalankan kewajiban kita hanya karena kesukaan atau ketidaksukaan kita atau memang murni karena keeikhlasan kepada Tuhan.jika keikhlasan harusnya kita menjalankan walau suka atau tidak suka kita jalankan bukan?

Seperti halnya kebenaran yang kebanyakan orang pikir kebenaran itu absolut tetapi nyatanya kebenaran itu berurutan.Adakebenaran pribadi,kebenaran bersama dan kebenaran tuhan.danakan terjadi masalah jika kebenaran pribadi disamakan dengan kebenaran tuhan.Sebagai contoh ada seorang katakan  itu namanya Mudin ia sering pergi ke tempat psk dan suka bawa minuman arak ke rumah.orang lain yang melihat dengan kebenaran pribadinya ia menyangka Mudin itu orang yang sering main psk dan pemabuk akhirnya ia dijuluki pemabuk dan lelaki hidung belang.tetapi kebenaran tuhan berkata lain,ternyata ia sering ke tempat psk adalah untuk memberi uang kepada psk supaya psk itu tidak melakukan mesum itu artinya ia sudah menolong psk supaya tidak berbuat dosa dan ia membawa minuman arak ke rumah lalu ia bunag arak itu ternyata bertujuan supaya mengurangi orang mabuk karena dengan membeli arak ia sudah mengurangi arak.gimana jika terjadi seperti ini? Kita tidak punya hak untuk berprasangka buruk kepada orang lain bukan?

Tetapi kini yang terjadi justru kebenaran pribadi digabungkan dengan kebenaran bersama untuk menipu masyarakat atau menggiring masyarakat dengan opini yang sesuai dengan kepentingannya.Lihatlah sekarang dengan media kita.hampir semuanya kebenaran disisipi kepentingan mereka.politik sudah masuk ke media kita.Metro dengan Nasdemnya,TVONE dengan golkarnya atau MNC dengan perindonya.masihkah kita mengambil kebenaran utuh dari media-media sperti itu?

Kembali ke PUASA PAUSE. bagaimana bangsa kita bisa lepas dari krisis 98 yang kebanyakan Negara barat menyangka Indonesia akan sulit lepas dari krisis itu.ternyata kuncinya adalah bangsa kita sudah PUASA PAUSE dari dulu.masyarakat kita sudah terbiasa miskin,dan terbiasa hidup dengan pola hidup yang sederhana.tetapi akhir-akhir ini kita dijejali dengan pola pikir konsumtif yang jelas jauh dari leluhur kita.kita dipaksa membeli yang bukan kita butuhkan dan kita membeli hanya karean keinginan sesaat dan itu sangat miris ditengah ekonomi yang tidak menentu ini.semoga kita bisa menjadi manusia yang tahu kebutuhan dan bisa menjalankan pola hidup sederhana.sederhana bukan miskin lho?

Hal ini berbeda dengan di Negara barat dimana mereka mungkin tidak tahu puasa dan mereka cenderung konsumtif terbukti dengan kepemilikan kartu kredit yang banyak.bahkan anak sekolah disana sudah punya kartu kredit.sangat miris bukan? Lihatlah yunani bagaimana Negara itu terseok-seok menghadapi krisis yang terus menerus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline