Lihat ke Halaman Asli

Penyuluhan dan Pendidikan Kesehatan sebagai Kunci Pengendalian Demam Berdarah

Diperbarui: 17 September 2024   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Penyakit demam berdarah merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang sering terjadi di negara-negara tropis seperti Indonesia. Di setiap tahunnya, Asia menjadi urutan pertama dalam jumlah penderita DBD. Terhitung sejak 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatatkan Indonesia sebagai Negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara. Penyakit demamberdarah dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat karena penyebarannya yang cepat dan bisa menjadi sebuah wabah kalau tidak segera ditindak lanjuti. Hingga saat ini, penyakit demam berdarah masih menjadi ancaman terutama bagi masyarakat yang hidup di wilayah perkotaan yang padatpenduduk. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, pada 26 Maret 2024 kasus DBD di Indonesia dilaporkan mencapai 53.131 kasus. Sementara itu, kasuskematian akibat DBD dilaporkan mencapai 404 orang. Kasus DBD kembali mengalami peningkatan pada pekan berikutnya sebanyak 60.296 kasus denganangka kematian sebanyak 455 kasus. Hal ini menunjukkan bahwa memang benar kasus demam berdarah di Indonesia menjadi masalah kesehatan yang perludicegah lebih baik.

Menurut Kementerian Kesehatan RI tahun 2010, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus Dengue dari genus Flavivirus, family Flaviviridae. DBD ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedesyang terinfeksi virus Dengue. Tingkat penularan yang tinggi ini menjadi tantangan utama dalam penanggulangan DBD. Nyamuk Aedes berkembang biak di tempat-tempat penampung air, seperti ember, kaleng, dan genangan air. Cuaca tropis yang hangat dan lembap di Indonesia juga mempercepat siklus hidup nyamuk yang mengakibatkan penyebarannya menjadi lebih cepat. Tantangan besar lainnya yaitu kurangnya kesadaran masyarakat dalam upaya pengendalian DBD. Karena banyak dari masyarakat yang masih kurang memahami pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar meskipun berbagai penyuluhan dan kampanye telah dilakukan. Tindakan pencegahan sederhana seperti menguras, menutup dan mendaur ulang barang bekas yang menjadi sarang nyamuk tidak rutin dilakukan oleh masyarakat, sehingga kurangnya kesadaran ini sering kali menghambat program pencegahan yang dijalankan pemerintah. 

Dalam menghadapi tantangan ini, peran kesehatan masyarakat tentunya sangat diperlukan untuk membantu menyelesaikan permasalahan ini. Salah satu langkah utamanya yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang cara mencegah penyakit demam berdarah ini melalui penyuluhan dan edukasi. Penyuluhan mengenai 3M yaitu menguras tempat-tempat penampungan air dengan mengikat dinding bagian dalamnya sedikitnya seminggu sekali, menutup rapat tempat penampungan air sehingga tidak dapat diterobos nyamuk-nyamuk dewasa, dan menimbun atau menanam dalam tanah barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan harus tetap dilakukan oleh masyarakat dalam menjaga lingkungan agar tetap bersih dan terbebas dari sarang nyamuk. Memberikan informasi mengenai gejala-gejala DBD juga harus diambil perannya oleh tenaga kesehatan masyarakat. Menurut Agoes R (2009) pengendalian nyamuk Aedes Aegypti dapat dilakukan dengan cara perlindungan seseorang, mencegah nyamuk meletakkan telur-telurnya, mencegah pertumbuhan jentik, pemberian larvisida, melakukan fooging dan memberikan pendidikan kesehatan masyarakat. Program pemberantasan sarang nyamuk juga harus dilakukan secara berkala oleh pemerintah seperti mengawasi tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarangnyamuk di lingkungan permukiman juga perlu dilakukan.


Dapat diketahui bersama, bahwasanya Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) sangat diperlukan untuk mencegah perkembangan nyamuk yang menyebabkan adanya penyakit demam berdarah. Memberikan penyuluhan pembelajaran kepada masyarakat serta membuka jalur informasi untuk meningkatkan pengetahuan,sikap, dan perilaku guna membantu masyarakat dalam mengenali dan mengatasi masalah sehingga masyarakat sadar dan mampu mengimplementasikan PHBS.


KATA KUNCI: DBD, Masyarakat, Nyamuk.

DAFTAR PUSTAKA
Lestari, Ilang., dkk. 2024. Penyuluhan Kesehatan Dalam Upaya Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Desa Galu. Jurnal Pengabdian
Kesehatan Pesisir Dan Pertambangan, 1(1).pp. 13.

Susilowati Indah Tri dan Endang Widhiastuti, 2019. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Dengan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Serta Pemanfaatan Bahan Herbal. Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat, 3(2),pp. 238.


Tim Redaksi Mediakom. 2024. Ketika Demam Berdarah Kembali Merebak. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/blog/20240605/0545670/ketika-
demam-berdarah-kembali-merebak/ [online]. (diakses tanggal 11 September 2024).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline