Baru-baru ini, saya menderita migrain hebat selama empat hari. Sakit yang berdenyut dari sekitar alis menjalar ke kepala bagian kiri, ke belakang telinga, dan pada akhirnya menyebabkan mual. Saya pun ingat bahwa saya jarang mencari tahu tentang cara menjaga kesehatan mata.
Padahal, pada umumnya, cara menjaga kesehatan mata diajarkan para orangtua sejak dini. Cara menjaga kesehatan mata kedengaran klise dan mudah.
"Banyak makan wortel, supaya matanya bagus."
"Jangan lihat HP terlalu sering."
"Banyak lihat yang hijau-hijau supaya segar."
Selama beberapa tahun terakhir, saya work from home (WFH) selama weekdays, banyak menulis dan membaca pada weekend, dan mencari hiburan selama waktu luang dengan menonton film -- juga dari laptop atau ponsel. Sepertinya jelas bahwa mata saya yang minus ini telah kelelahan.
Hari ini, saya memutuskan untuk berkonsultasi pada dokter spesialis mata. Ini adalah kali pertama saya berkonsultasi dengan dokter mata langsung, setelah sebelumnya hanya pergi ke optik-optik besar untuk memeriksakan minus.
Sebetulnya, saya agak bimbang karena ketika saya cek, harga konsultasi dengan dokter mata cukup mahal bagi saya yang lebih cocok dengan obat warung ketika sakit kepala dan flu. Namun saya ingat kembali betapa terganggunya saya akibat sakit yang diderita.
Ketika datang ke Eye Center, saya mendaftar dan diperiksa oleh perawat terlebih dahulu. Pemeriksaan meliputi tekanan darah, berat badan, riwayat penyakit, serta pengecekan minus/plus/silindris seperti yang biasa diperoleh di optik -- dengan peralatan yang lebih canggih, langkah yang lebih banyak dan detil, dan perawat yang lebih gesit tentunya.
Hasil pemeriksaan itu menjadi dasar bagi dokter untuk memeriksa dan menanggapi keluhan saya. Dokter memeriksa dengan beberapa mesin, pun manual menggunakan penggaris dan senter. Hasilnya, anatomi mata saya normal, tetapi ternyata minus sudah bertambah jauh dari kacamata yang saya gunakan sekarang. Jika migrain berkelanjutan, saya disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter syaraf.
Dokter menyarankan saya untuk mengistirahatkan mata selagi sempat, sebab retina mata saya kelelahan. Berikut beberapa cara menjaga kesehatan mata:
- Mengkonsumsi makanan sehat -- Hal ini tidak cuma demi kesehatan mata ya, tetapi keseluruhan tubuh juga.
- Mengistirahatkan mata dengan rumus 20:20, yaitu 20 menit penggunaan gadget atau membaca buku, 20 detik memandang ke kejauhan -- bisa berupa objek tertentu, maupun hamparan pemandangan. Dokter menyatakan bahwa ketika dihadapkan pada laptop atau buku atau apapun yang jaraknya dekat, mata bekerja lebih berat dan tegang. Mungkin jika diibaratkan tubuh, mata seperti sedang berolahraga. Maka, perlu ada waktu "cuci mata".
- Mengkonsumsi vitamin untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada mata. Vitamin mata dapat diperoleh dengan bebas tanpa resep dokter. Dokter menyarankan bagi saya yang merupakan pengguna aktif gadget untuk melanjutkan penggunaan ketika resep yang diberikannya habis.
- Jika sudah muncul rasa kurang nyaman atau bahkan sakit, bisa menggunakan obat tetes mata merk tertentu. Saya diberi Cendo Asthenof 5ml yang mengandung Oxymetazolin HCl, dengan tujuan membantu mengatasi gejala kemerahan pada mata dan mengurangi rasa tidak nyaman karena iritasi mata ringan. Obat tetes mata ini harus saya gunakan 5 kali sehari.
- Bagi pengguna aktif gadget, disarankan konsultasi dan melakukan pemeriksaan mata di dokter spesialis satu tahun sekali untuk mengantisipasi risiko penyakit. Saya sempat bertanya, "pemeriksaan mata di optik disarankan nggak sih, Dok?" Jawabannya, tentu saja dipersilakan jika tidak ada keluhan. Namun tentu saja harus memilih optik yang baik karena seringkali optik memiliki berbagai keterbatasan -- mulai dari ketersediaan dan akurasi alat hingga kemampuan petugas yang belum tentu terjamin.