Pulau Dewata, begitulah sebutan yang diberikan untuk Pulau Bali. Bali dikenal sampai kemancanegara karena keberagaman adat istiadat yang begitu unik. Salah satu tradisi yang sudah tak asing lagi di telinga kita yaitu Upacara Pembakaran Jenazah dari Agama Hindu di Bali yang lebih dikenal dengan Upacara Ngaben.
Siapa sih yang tidak tahu tradisi unik dari tanah Dewata yang satu ini? Pastinya hampir semua orang sudah tahu tentang tradisi Ngaben ini.
Tradisi Ngaben atau Upacara Ngaben merupakan Upacara Pembakaran Jenazah yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali. Upacara ini sudah dilakukan secara turun temurun dari dulu hingga sekarang. Upacara Ngaben ini cukup unik dan menjadi daya tarik bagi banyak orang, umumnya jika seseorang sudah meninggal maka mayatnya akan langsung dikubur, namun Upacara Ngaben mayatnya justru dibakar hingga menjadi abu.
Pembakaran Jenazah dilakukan dikuburan atau setra, mayat atau Layon diarak menggunakan wadah yang bernama Bade hingga sampai ke kuburan tempat pembakaran jenazah. Arak-arakan diiringi dengan gamelan (angklung), dan para kerabat akan menarik Bade itu menggunakan seutas tali yang dililit dengan kain kafan.
Sesampai di kuburan (Setra) jenazah akan dipindahkan lagi kedalam sebuah wadah berbentuk, Lembu, Singa, atau Gajahmina, namun sebelum dimasukkan kedalam wadah pembakaran, jenazah akan dibawa mengelilingi wadah pembakaran sebanyak 3 kali.
Barulah jenazah dimasukkan kedalam wadah dan di upacarai lagi oleh pemangku, setelah semua selesai barulah jenazah dibakar hingga menjadi abu. Tujuan utama Upacara Ngaben ini adalah menyucikan roh orang-orang yang sudah meninggal.
Upacara Ngaben umumnya ada beberapa jenis, antara lain.
- Ngaben Sawa Wedana, yaitu Upacara Ngaben yang melibatkan jenazah utuh (tidak dikubur terlebih dahulu) dan pelaksanaannya dilakukan 3 sampai 7 hari setelah waktu meninggal.
- Ngaben Asti Wedana, yaitu Upacara Ngaben yang melibatkan jenazah yang sudah pernah dikubur sebelumnya. Sebelum dilakukan pembakaran, ada ritual yang bernama ngagah atau pengambilan sisa tulang belulang jenazah. Ngaben jenis ini biasa digunakan dalam Upacara Ngaben Masal, Ngaben Masal adalah Upacara Ngaben yang dilakukan secara bersama-sama (melibatkan banyak jenazah), banyak orang yang memilih melaksankan Ngaben Masal karena dianggap lebih murah dari Upacara Ngaben pribadi. Bahkan sebagian orang menganggap Ngaben secara pribadi itu adalah sebuah pemborosan.
- Swasta, jenis Ngaben yang satu ini tidak melibatkan jenazah, mengapa demikian? Ngaben ini dilaksankan jika jenazah tidak ditemukan karena kecelakaan, meninggal diluar negeri, dan sebagainya. Untuk mengganti jenazah, akan digunakan kayu cendana yang sudah dilukis dan diisi dengan aksara magis atau orang Hindu di Bali menyebutnya dengan nama Sawa Rsi.
- Ngelungah, Upacara Ngaben yang dilakukan bagi anak yang giginya belum tanggal.
- Warak Kruron, Ngaben ini dilakukan untuk jenazah bayi yang keguguran.
Itulah salah satu tradisi yang unik dari tanah Dewata dalam menghantarkan kerabat mereka menuju ke peristirahatan terakhirnya. Tradisi ini harus selalu dijaga dan dilestarikan sampai ke anak cucu nanti, agar adat istiadat yang sudah menjadi ciri khas dari kita tidak pupus.
Keterangan penulis :
Nama : Anak Agung Gede Aditya Januarta
NIM : 2112011038