Lihat ke Halaman Asli

Puisiku Ngawur

Diperbarui: 23 Maret 2022   05:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi Mata Sosial


Puisiku Ngawur

Diiris dengan silet dicabik dengan cakar dihantam dengan batu.
Ditikam dengan pedang dihujam dengan tombak di benteurkan dengan karang.

Itulah siksa?

Dibuai dengan rindu di peluk dengan cinta di sentuh dengan cium.
Diraba dengan asa di rangkul dengan sayang di pandang dengan kasih.

Itulah nikmat?

Bagaimana jika,

Siksa dinikmati?
Nikmat tersiksa?

Kadang hidup tidak seperti apa yang dipandang.
Kadang pandangan hidup tidak seperti apa-apa.

Siksa, Nikmat, sama-sama rasa.

Diiris dengan silet Kehidupan.
Dicabik dengan cakar kekuasaan.
Dihantam dengan batu kersnya kehidupan.
Ditikam dengan pedangnya waktu.
Dihujam dengan tombak sudut pandang.
Di benturkan dengan karang keangkuhan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline