Lihat ke Halaman Asli

Pelangi dan "Udan Tekek"

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seperti hari-hari yang lain, pagi tadi aku mengantar dua anakku (Ellen dan Sangha) ke sekolah. Dalam perjalanan terjadi peristiwa yang menarik. Tiba-tiba Sangha berteriak: "Pa...Papa......itu...tu ada pelangi". Ellen yang duduk di belakang punggungku menyambut dengan nyanyian: "Pelangi....pelangi....pelangi alangkah indahmu......merah kuning hijau di langit yang biru.....pelukismu aku .........".

Sangha:"Pa ceritain tentang pelangi dong".

"Dulu ada seorang Nabi namanya Nuh"

"Ia hidup di tengah bangsa yang penuh dosa. Bangsa yang selalu melawan Tuhan. Segala kejahatan dilakukan. Tuhan murka menyaksikan apa yang dilakukan bangsa itu. Ia memerintahkan Nuh membuat kapal yang sangat besar dan memasukkan binatang berpasang-pasangan. Banyak orang mencemooh apa yang dilakukan Nuh".

"Berhari-hari hujan turun membasahi bumi. Daratan tertutup air, kapal Nuh mulai terapung. Semua penduduk bumi habis tinggal menyisakan Nuh dan keluarganya serta binatang-binatang yang dibawanya"

Setelah berbulan-bulan hujan pun reda. Sebagai tanda perjanjian nampaklah pelangi di angakasa. Tuhan bersabda: "Pelangi ini sebagai tanda kemarahanku telah reda. Aku berjanji tidak akan menghukum bangsa ini lagi selama bangsa ini setia pada-Ku"

Selesai bercerita sampailah di kawasan Stadion Maguwoharjo, matahari bersinar cukup cerah. Tetapi titik-titik air hujan berjatuhan menimpa kami. "Ngga, ini namanya udan tekek (hujan tokek). Waktu Papa kecil kalau ada hujan seperti sering nyanyi: udan tekek...macan dhedhe....asu menek nggondhol tempe......udan tekek .....macan dhedhe.......asu menek nggondhol tempe" (hujan tokek......harimau berjemur....anjjing memanjat sambil menggondhol tempe).

Sampai di sekolah anak-anak sudah masuk kelas. Aku memutar motorku kembali ke Jalan Solo bergerak menuju kantorku yang ada di Jalan Affandi. Sampai di traffic light bandara Adi Soetjipto di langit sebelah Barat nampak lagi pelangi yang indah melengkung di angkasa. Dalam permenunganku terlintas besok pagi adalah hari pencoblosan. Semoga warna-warni keberagaman yang diwakili partai-partai berpadu dalam harmoni ke-Indonesiaan. Perbedaan bukan menjadi titik pisah tetapi saling berkolaborasi membangun simfoni keberagaman serta mendatangkan kesejahteraan bagi semua warganya.

Permenunganku melebar ke peristiwa Udan tekek. Tokek bintang yang kulitnya penuh warna di banyak suku dipercayai sebagai binatang yang mendatangkan rezeki dan kemakmuran. Semoga hujan berkat segera melimpahi negeriku luka-luka gesekan semasa kampanye segera sembuh, yang menang  terus berjuang yang kalah tidak menyerah. udan tekek...macan dhedhe....asu menek nggondhol tempe......udan tekek .....macan dhedhe.......asu menek nggondhol tempe...........




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline