Dalam beberapa tahun terakhir, kesehatan mental telah menjadi topik yang semakin penting untuk dibicarakan, terutama dengan adanya lonjakan penggunaan teknologi dan media sosial.
Meskipun teknologi telah mempermudah akses informasi dan interaksi sosial, tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut juga berkontribusi terhadap peningkatan masalah kesehatan mental, terutama di kalangan anak muda.
Media sosial, meskipun menyediakan platform untuk berkomunikasi dan berbagi, juga sering kali menjadi sumber tekanan sosial. Banyak individu, terutama remaja, merasa harus memenuhi standar yang ditampilkan oleh orang lain di dunia maya.
Ketidakpuasan terhadap citra diri, perasaan kurang berharga, hingga perbandingan sosial yang tak sehat, sering muncul sebagai hasil dari paparan media sosial yang berlebihan.
Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko kecemasan, depresi, dan perasaan kesepian.
Selain itu, budaya "selalu terhubung" di era digital dapat mengakibatkan gangguan tidur, penurunan produktivitas, dan kesulitan dalam menjaga keseimbangan kehidupan pribadi dan pekerjaan.
Mengingat tantangan ini, sangat penting untuk mempromosikan literasi digital dan kesehatan mental yang lebih baik. Masyarakat perlu didorong untuk memahami dampak dari penggunaan teknologi yang berlebihan terhadap kesehatan mental mereka.
Langkah-langkah seperti menetapkan batasan waktu layar, memprioritaskan interaksi sosial di dunia nyata, dan mengambil waktu istirahat dari perangkat digital adalah cara-cara praktis yang dapat diterapkan untuk menjaga kesehatan mental.
Selain itu, penting bagi pemerintah dan institusi pendidikan untuk mengembangkan program-program yang fokus pada kesejahteraan mental, terutama bagi generasi muda yang lebih rentan terhadap pengaruh negatif dari teknologi.