Lihat ke Halaman Asli

Rudi Handoko

Saya seorang anggota masyarakat biasa di Borneo Barat

Yuyun, Itulah Namanya

Diperbarui: 4 Mei 2016   11:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Yuyun, Itulah Namanya

Yuyun... Itulah namanya. Seorang pelajar SMP yang secara tragis menjadi mangsa kasus pemerkosaan dan pembunuhan sadis oleh para pemerkosa. Sungguh, saya sendiri baru ngeh dan tersedar hari ini, itupun setelah beritanya menjadi ramai diwartakan. Rupanya, kisah pilu Yuyun kalah terkenal dengan riuh rendah rebutan pahlawan di ibukota negeri Batavia sana.

Sungguh, sungguh tersentak, pilu, ngilu dan bingung hendak menulis apa. Sedemikian binatang itukah para pemerkosa itu? Aaah, binatang pun masih tak sesadis itu.

Perkosaan saja, bagi saya ini sebuah penistaan luarbiasa bagi kemanusiaan, kejahatan paling tak beradab dan tak beradat. Apatah lagi ini terjadi pada seorang anak dan disertai pembunuhan. Entah nafsu iblis mana yang merasuki. Aaah, lagi-lagi kita kerapkali menyalahkan syetan dan iblis. Padahal syetan dan iblis hanya menggoda untuk melakukan, sedangkan manusia itu berakal budi, dapat menimbang baik dan buruk. Jika akal budinya kalah, bodohnya pada manusia itu sendiri.

Yuyun... Kubaca berita, tertawa-tawa pula kunun para pelakunya itu, tiada penyesalan rupanya mereka atas kelakuan biadabnya. Aduhaaiii, sedemikian sakitkah tepe'el tebiat manusia-manusia itu? Mungkinkah ini gejala kecil untuk perlambang 'kerusakan jiwa' sebagian manusia di negeri ini? Aaahhh, peristiwa macam ini seringkali pula luput dari perhatian khalayak. Pertanda sakit jiwa jugakah tatanan sosial masyarakat...? Entahlaah... Mungkin memang sakit. Buktinya, peristiwa setragis Yuyun tak mendapat respon seheboh riuh rendah klaim-klaiman pahlawan pembebas sandera itu. Mungkin dianggap kejadian biasa, bukan luar biasa dan bukan kejahatan terhadap kemanusiaan, belum naik statusnya darurat perkosaan. Padahal... Peristiwa yang menimpa Yuyun itu satu yang terpublikasi, tetap saja tak terlampau disoroti. Boleh jadi, kejadian lain yang semirip serupa begitu banyak, tapi tak terekam media.

Perkosaan saja, pada anggapan saya... Harusnya hukumannya mesti sangat-sangat berat. Ini bukan kerna sentimentil, sebab ini bukan saja sekadar kejahatan, tapi penghinaan, perusakan, kebiadaban... Apalagi istilah yang tepat...

Yaa hukum mati saja, atau putuskan 'kemaluan' mereka. Sedangkan orang berzina, suka sama suka saja mesti didera dengan deraan yang berat (jika masih bujang dara) dan dirajam mati (jika dah menikah), apakan lagi ini memperkosa dan membunuh. Tentu, kalau bisa... Harusnya lebih keras dan berattt! (Terlupa saya, bahwa kita tak pakai hukum Islam).

Yang terpenting, mesti ada efek jera yang sungguh berbekas di ingatan orang ramai akan hukuman bagi para pemerkosa dan pembunuh itu. Supaya apa? Supaya jadi pelajaran dan hikmah bagi kita semua.

"Aaahhh, 'manusia'... Terkadang binatangpun tak serendah dan sebiadab kalian."

[Tok Angah]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline